Yerusalem

Palestina Menghadapi Pembongkaran Untuk Perluasan Taman Nasional di Silwan

GAZA MEDIA, YERUSALEM – Sekitar 84 rumah Palestina di lingkungan Wadi Yasoul di Silwan di Yerusalem Timur yang diduduki menghadapi pembongkaran untuk memberi jalan bagi perluasan taman nasional Israel di daerah tersebut.

Fakhri Abu Diab, anggota Komite Pertahanan Tanah Silwan, mengatakan ancaman terhadap rumah-rumah di Silwan adalah bagian dari upaya untuk menargetkan lingkungan di “Cekungan Suci” di mana Israel terus maju dengan taman hiburan Kota Daud.

Sekitar 600 warga Palestina yang tinggal di sana akan kehilangan tempat tinggal jika pengadilan Israel memutuskan untuk mendukung pembongkaran tersebut. Diab mengatakan “bahwa jika pengambilalihan Wadi Yasoul berlanjut, itu akan menjadi pemindahan paksa penduduk terbesar kedua di Yerusalem sejak pemindahan paksa tahun 2019 di lingkungan Wadi al-Hummus Sur Baher ketika lebih dari 10 bangunan tempat tinggal dihancurkan, membuat ratusan orang kehilangan tempat tinggal”.

Pemindahan paksa, atau pemindahan penduduk sipil secara tidak sah di wilayah pendudukan, melanggar Konvensi Jenewa Keempat dan merupakan kejahatan perang di bawah Statuta Roma tentang Pengadilan Kriminal Internasional. Diab mengatakan tindakan internasional yang mendesak diperlukan untuk menghentikan penghancuran Israel di Wadi Yasoul, yang terletak tepat di selatan Kota Tua Yerusalem.

Ziad Qawar, pengacara yang mewakili keluarga yang terkena dampak, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak jelas kapan Pengadilan Distrik Yerusalem dapat mengeluarkan keputusan atas kasus tersebut, tetapi bisa dalam beberapa hari atau minggu mendatang.

Qawar mengajukan banding ke pengadilan distrik pada 18 November terhadap putusan pengadilan kota sebelumnya yang memberi lampu hijau untuk pembongkaran di Wadi Yasoul, rumah bagi lebih dari 1.000 penduduk Palestina dan terdiri dari sekitar 310 dunum (31 hektar). []

Pasukan Israel Serang Kediaman Gubernur Palestina, Keluarga Dilukai Rumah Dibom

GAZA MEDIA, YERUSALEM – Presiden Mahmoud Abbas mengutuk serangan brutal oleh pasukan Isrsel terhadap gubernur Palestina, Adnan Ghaith beserta keluarganya di Yerusalem pada Senin (22/11/2021) waktu setempat.

Pasukan Israel melemparkan bom suara ke dalam rumah dan menyerang Adnan Ghaith serta melukai beberapa anggota keluarga. Selain menghancurkan isi rumah, pasukan Israel juga menahan tiga kerabat Adnan Ghaith.

Melalui sambungan telepon, Presiden Abbas berbicara dengan Adnan Ghaith , yang juga adalah anggota Dewan Revolusi Fatah. Ia berharap Adnan Ghaith lekas pulih.

Presiden Abbas mengapresiasi peran Ghaith dalam melayani rakyat Palestina di Yerusalem. Dia memuji ketabahan penduduk Muslim dan Kristen di kota Yerusalem dalam menghadapi tindakan otoritas pendudukan Israel.

Ghaith mengatakan serangan terencana terhadap rumah dan keluarganya menunjukkan situasi warga Palestina di Yerusalem yang mengalami kekerasan fisik dari pasukan Israel setiap hari.

Selain itu, warga Palestina di Yerusalem mengalami aksi tidak manusiawi lainnya dari Israel seperti pemindahan paksa, penghancuran rumah, pengenaan pajak, maupun pembatasan aktivitas ekonomi. (Sumber: Antara) []

Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Yang Menikam Polisi Di Yerusalem

GAZA MEDIA, YERUSALEM – Pasukan keamanan Israel menembak mati seorang remaja yang menikam dan melukai dua petugas polisi di Yerusalem pada hari Rabu (17/11) waktu setempat, kepolisian Israel menyatakan kedua petugas polisi tersebut menderita luka ringan akibat serangan oleh seorang warga Yerusalem timur berusia 16 tahun di dekat sebuah sekolah agama Yahudi.

Para petugas tanggap darurat mengatakan serangan itu terjadi di kawasan Muslim dan yang terluka adalah seorang pria dan wanita, yang dibawa ke rumah sakit. Sebuah pernyataan polisi menyebutkan bahwa penyerang itu “dilumpuhkan”, dan seorang juru bicara polisi mengkonfirmasi bahwa penyerang telah tewas.

Usai kejadian itu, bentrokan pecah pada malam hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kawasan Issawiya, di mana penyerang muda itu berasal. Kepolisian Israel menyatakan dalam pernyataannya, beberapa orang ditangkap dan diinterogasi karena dicurigai terkait dengan penyerang.

Kota Tua berada di bagian timur Yerusalem yang dicaplok Israel, yang diklaim Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Serangan itu terjadi di dekat yeshiva, atau sekolah agama Yahudi, yang terkait dengan organisasi Ateret Cohanim, organisasi permukiman yang menyatakan misinya adalah membuat kehidupan Yahudi berkembang di Yerusalem.