Saturday, November 23, 2024
HomeBeritaPerkataan Gallant soal Netanyahu benarkan sikap Hamas soal gencatan senjata

Perkataan Gallant soal Netanyahu benarkan sikap Hamas soal gencatan senjata

Pengakuan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah penghalang gencatan senjata di Gaza, membuktikan “kebohongan dan kekeras kepalaannya,” demikian disampaikan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Senin, (12/8).

Anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengatakan perkataan Gallant membuktikan pernyataan Hamas: “bahwa Netanyahu berbohong kepada dunia dan kepada keluarga para tawanan Israel di Gaza.”

Dikutip kantor berita Anadolu Al-Rishq menambahkan, Netanyahu “tidak ingin mencapai kesepakatan, dan satu-satunya yang ia pedulikan adalah kelanjutan dan perluasan perang.”

Ia mengingatkan tentang kelenturan sikap dan respon positif Hamas terhadap usulan gencatan senjata. Termasuk panggilan Presiden AS Joe Biden untuk gencatan senjata pada Mei lalu.

“Kontras dengan kekerasan kepala Netanyahu dan upayanya untuk menghindari kewajiban mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan,” kata Al-Rishq

Al-Rishq mendesak komunitas internasional untuk “menekan Netanyahu dan pemerintahannya agar menghentikan agresi dan perang genosida serta mencapai kesepakatan pertukaran tawanan.”

Sebelumnya pada Senin, Netanyahu dan Gallant saling bertukar tuduhan terkait perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dengan Gallant menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran tawanan dengan Palestina.

Pekan lalu, mediator dari Mesir, Qatar, dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan detail kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta pembebasan tawanan tanpa penundaan lebih lanjut atau alasan apa pun.

Sementara Israel menyatakan akan mengirim delegasi ke perundingan, Hamas menuntut agar para mediator mengajukan rencana implementasi proposal gencatan senjata yang didukung oleh Biden dan yang telah disepakati pada 2 Juli.

Pembicaraan tidak langsung yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen karena penolakan Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk mengakhiri perang dan mengizinkan kembalinya warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke utara Gaza.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangannya yang brutal di Gaza sejak serangan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel tersebut telah menewaskan sekitar 39.900 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sepuluh bulan setelah serangan Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, selatan Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei.

Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha

Baca juga: Iran: Haniyah tewas akibat serangan proyektil jarak pendek

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular