Pidato terbaru juru bicara Brigade Izzudin Al-Qassam, Abu Ubaidah, yang dirilis bersamaan dengan dilanjutkannya perundingan gencatan senjata, dinilai menguatkan posisi tawar tim negosiasi Hamas atas Israel.
Saeed Ziad pengamat Timur Tengah dalam wawancara dengan Aljazeera Arabic (7/7) mengatakan, pesan Abu Ubaidah seakan memberi senjata dan amunisi kepada faksi politik Hamas yang akan melanjutkan negosiasi di Qatar, pekan ini.
“Abu Ubaidah seakan berkata, berangkatlah kalian dengan senjata (modal negosiasi) bahwa kondisi pejuang di lapangan yang kuat, front tempur yang siaga, dengan jumlah pasukan yang lengkap dan bertambah, bisa bertempur berhari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun,” kata Saeed.
Saeed menjelaskan, realita kondisi pejuang di medan tempur selalu menjadi modal utama dalam setiap perundingan untuk mengakhiri perang.
“Dulu juru runding Vietnam mendesak juru runding Amerika dengan perkataan, hal-hal yang dibahas di meja perundingan harus sesuai dengan keadaan di medan tempur,” kata Saeed bercerita.
Saeed menjelaskan, dengan keunggulan pejuang Palestina di medan tempur menjadi bekal tim perunding untuk menolak semua usulan Israel yang hanya akan merugikan rakyat Gaza.
Seperti keinginan Israel untuk memiliki kontrol atas Gaza, dan keinginan Israel untuk melanjutkan perang setelah para sandera dibebaskan.
Pada Senin, 7/7, Juru bicara faksi militer Hamas merilis pesan video berdurasi 17 menit. Dalam pidatonya, Abu Ubaidah mengatakan keadaan pasukan Al-Qassam sangat baik. Bahkan, katanya, para pejuang telah merekrut ribuan pejuang baru selama sembilan bulan ini.
Abu Ubaidah menekankan, bahwa koridor Netzarim – yang dibuat untuk memisahkan wilayah utara dan selatan Gaza – akan menjadi poros teror dan kematian bagi pasukan Israel. “Mereka akan keluar dari sana dengan membawa kekalahan,” kata Abu Ubaidah.
Bahkan Abu Ubaidah mengungkapkan bahwa, 24 brigade Al-Qassam bersama faksi-faksi pejuang Palestina lainnya terus menggempur pasukan penjajah Israel di seluruh wilayah Jalur Gaza.
“Pertempuran di Rafah dan Syujaiyyah, dan di berbagai tempat menjadi bukti kekuatan perlawanan kami, dan menunjukkan kegagalan pihak musuh,” kata Abu Ubaidah.