Kementerian Luar Negeri Prancis pada Kamis, (10/10) memanggil Duta Besar Israel terkait serangkaian serangan yang dilancarkan Israel terhadap posisi-posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Demikian laporan kantor berita Anadolu, mengutip pernyataan resmi kementerian tersebut.
Prancis mengecam serangan Israel yang terus berlangsung dan disengaja terhadap markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Di mana dua petugas perdamaian terluka di Naqoura, dekat perbatasan Lebanon-Israel.
“Serangan-serangan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan harus dihentikan segera,” bunyi pernyataan itu.
Pihak Prancis juga menuntut klarifikasi dari otoritas Israel dan mengumumkan bahwa duta besar Israel untuk Prancis telah dipanggil ke kementerian.
Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa perlindungan pasukan perdamaian adalah kewajiban yang berlaku untuk semua pihak yang terlibat dalam konflik.
Secara terpisah, Belgia juga mengecam serangan Israel terhadap markas UNIFIL pada Kamis.
Kementerian Luar Negeri Belgia menyatakan di platform X bahwa “menargetkan personel penjaga perdamaian yang tidak terlibat dalam pertempuran adalah kejahatan” dan menyerukan perlindungan mereka sesuai dengan hukum internasional.
Kementerian juga kembali mendesak dilakukannya gencatan senjata segera.
Kementerian Luar Negeri Yunani juga menyatakan keprihatinan mendalam di platform X, menekankan peran penting UNIFIL di tengah eskalasi regional.
“Sebagai kontributor UNIFIL, Yunani menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan personel serta properti PBB harus dijamin,” tambah kementerian tersebut.
Pasukan Israel pada Jumat dini hari menembakkan peluru ke pos pengamatan milik UNIFIL di markasnya di Naqoura, Lebanon selatan, melukai dua penjaga perdamaian dari kontingen Sri Lanka, menurut laporan Badan Berita Nasional Lebanon.
Dua penjaga perdamaian juga terluka dalam serangan serupa pada Kamis.
Serangan-serangan ini terjadi di tengah kampanye udara dan serangan darat yang telah berlangsung beberapa minggu oleh Israel di Lebanon, sementara juga melanjutkan serangan mereka yang terus menerus di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon yang diklaim sebagai target-target Hizbullah sejak 23 September.
Kampanye serangan itu telah menewaskan sedikitnya 1.323 orang, melukai lebih dari 3.700 lainnya, dan menyebabkan lebih dari 1,2 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Kampanye udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas batas yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, sejak serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu.
Meski ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional akibat serangan tanpa henti Israel di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.