Presiden Israel Isaac Herzog dan para pemimpin oposisi mendesak untuk menyelesaikan semua tahap keepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Hal itu terjadi sehari sebelum pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih.
“Ini adalah momen yang menentukan di mana saya kembali mengulang seruan untuk menyelesaikan semua tahap kesepakatan, dan segera mengembalikan semua saudara dan saudari kami yang ditahan, hingga yang terakhir sekalipun,” ungkap Herzog dalam pernyataannya hari Senin.
“Tentu saja saya tidak meremehkan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa sakit yang terkait dengan kesepakatan ini, saya memahaminya dengan baik. Namun kita harus ingat: ini adalah perjanjian tertinggi antara negara dan warganya”, tambahnya.
Sementara itu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan bahwa pemerintahan Amerika harus mengetahui bahwa tidak ada bahaya bagi pemerintahan Netanyahu jika melanjutkan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.
Lapid bahkan menawarkan “jaring pengaman” untuk melindungi pemerintahan Netanyahu jika melanjutkan negosiasi yang ditentang secara khusus oleh menteri-menteri sayap kanan ekstrem dalam koalisi pemerintah.
Hal serupa disampaikan pemimpin partai “Kamp Negara”, Benny Gantz, yang mendesak Netanyahu untuk tidak tunduk pada tekanan koalisi dan segera memulangkan semua yang diculik.
Tuduhan beredar di Israel bahwa Netanyahu berupaya menghambat kesepakatan, dengan sengaja menunda negosiasi tahap kedua.
Netanyahu tiba di Washington, di mana dia melakukan pembicaraan tentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza, setelah menunda negoisasi tahap kedua hingga setelah pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat ini berlaku sejak 19 Januari lalu. Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu, dengan target penyelesaian negosiasi tahap kedua paling lambat pada hari ke-16.