Thursday, March 6, 2025
HomeBeritaPresiden Suriah: Seruan untuk usir paksa warga Palestina adalah aib bagi kemanusiaan

Presiden Suriah: Seruan untuk usir paksa warga Palestina adalah aib bagi kemanusiaan

Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, mengutuk seruan untuk pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah air mereka, menyebutnya sebagai “ujian bagi kita sebagai bangsa Arab.”

“Seruan untuk pengungsian paksa rakyat Palestina dari tanah mereka adalah aib bagi kemanusiaan,” kata al-Sharaa pada Selasa dalam sebuah pertemuan darurat Liga Arab di Mesir mengenai rekonstruksi Gaza.

Dia memperingatkan bahwa seruan tersebut bukan hanya ancaman bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi seluruh bangsa Arab.

Ancaman pengungsian rakyat Gaza ini, menurutnya, “bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi juga ujian atas komitmen kita sebagai bangsa Arab terhadap perjuangan vital kita.”

Presiden AS, Donald Trump, telah berulang kali menyerukan untuk “mengambil alih” Gaza dan merelokasi penduduknya untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi tujuan wisata. Rencana ini ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain, yang menilai hal tersebut sebagai pembersihan etnis.

Al-Sharaa menegaskan bahwa “pengusiran rakyat Palestina dari tanah mereka tidak dapat diterima,” dan menambahkan bahwa “saatnya bagi seluruh bangsa Arab untuk bersatu melawan rencana-rencana ini.”

Pertemuan darurat Liga Arab di Kairo itu kemudian mengadopsi rencana rekonstruksi Mesir untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa mengungsi warganya.

Terkait serangan Israel terhadap Suriah, al-Sharaa mengatakan, “Sejak Israel mengoccupasi Dataran Tinggi Golan pada 1967, mereka tidak pernah berhenti melanggar hak-hak rakyat kami.”

Dia menegaskan komitmen Suriah terhadap kesepakatan pemisahan diri 1974 dengan Israel, namun memperingatkan bahwa “pengabaian terus-menerus Israel terhadap perjanjian ini tidak dapat diterima.”

Pertemuan ini menandai partisipasi pertama al-Sharaa dalam pertemuan Liga Arab sejak menjabat pada Januari, setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024 oleh pasukan oposisi Suriah.

Memanfaatkan kekosongan setelah jatuhnya Assad, Israel memperluas pendudukan atas Dataran Tinggi Golan, menyatakan kesepakatan 1974 batal, merebut zona demiliterisasi Suriah, dan menghancurkan peralatan serta amunisi militer Suriah dalam ratusan serangan udara.

Israel telah menduduki wilayah Palestina, Suriah, dan Lebanon selama puluhan tahun, menolak untuk mundur atau mengakui negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan pra-1967.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular