Friday, January 31, 2025
HomeBeritaPROFIL: Zakaria Zubeidi, tokoh jihad Fatah yang dibebaskan Hamas dari penjara Israel

PROFIL: Zakaria Zubeidi, tokoh jihad Fatah yang dibebaskan Hamas dari penjara Israel

Israel pada Kamis (28/1) membebaskan Zakaria Zubeidi, seorang pemimpin senior gerakan Fatah Palestina dan komandan Al-Aqsa Martyrs’ Brigades, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang disepakati dengan Hamas. Zubeidi dibebaskan bersama 109 tahanan Palestina lainnya dalam pertukaran dengan tiga warga Israel: Arbel Yehud, Agam Berger, dan Gadi Mozes.

Latar Belakang Zubeidi

Zubeidi, yang berasal dari kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, telah lama dikenal sebagai salah satu tokoh Palestina yang paling menonjol. Ia pernah dipenjara Israel selama bertahun-tahun, namun selalu menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel. Dalam tesis magisternya, Zubeidi menggambarkan dirinya sebagai “naga yang mengalahkan pemburu,” sebuah metafora untuk perjuangannya melawan Israel.

Pelarian Legendaris dari Penjara Gilboa

Pada 6 September 2021, Zubeidi melarikan diri dari Penjara Gilboa, salah satu penjara paling ketat di Israel, bersama lima tahanan Palestina lainnya. Mereka berhasil menggali terowongan dari sel mereka. Walaupun akhirnya ditangkap kembali, pelarian ini menjadi legenda di kalangan masyarakat Palestina dan Arab.

Zubeidi ditangkap pertama kali pada 2019 dan tidak ada vonis resmi yang dijatuhkan padanya pada saat itu. Namun, setelah pelariannya, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara terkait pelarian tersebut, sementara tuduhan lainnya terhadapnya masih belum diputuskan.

Jejak Sejarah Perlawanan

Zubeidi memiliki sejarah panjang dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel. Pada 2007, ia bersama sejumlah pejuang Palestina menyerahkan senjata mereka sebagai bagian dari kesepakatan dengan Israel yang memberinya amnesti. Setelah itu, Zubeidi beralih ke dunia seni teater dan meraih gelar master di bidang ilmu politik. Tesisnya berjudul “The Hunter and the Dragon,” yang menggambarkan hubungannya dengan Israel.

Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Sejak Muda

Zubeidi lahir di kamp pengungsi Jenin, tumbuh tanpa ayah, dan kehilangan ibu serta saudaranya dalam serangan Israel pada 2002. Pada Mei tahun lalu, anaknya, Dawoud, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Jenin. Tak lama setelah itu, anak Zubeidi yang lain, Mohammad, juga tewas dalam serangan udara Israel di Tubas.

Zubeidi pertama kali ditangkap pada usia 15 tahun, dan sejak itu terus terlibat dalam perlawanan. Ia menjadi komandan militer Al-Aqsa Martyrs’ Brigades selama Intifada Kedua, dan dikenali sebagai salah satu pemimpin penting di Jenin.

Menghadapi Berbagai Upaya Pembunuhan

Zubeidi selamat dari beberapa upaya pembunuhan yang dilancarkan oleh Israel. Salah satu yang paling terkenal terjadi pada 2004, ketika pasukan Israel menargetkan kendaraan yang diduga membawa Zubeidi, namun lima warga Palestina yang tidak bersalah, termasuk seorang anak berusia 14 tahun, tewas dalam serangan itu.

Amnesti dan Penangkapan Kembali

Pada 2007, Zubeidi diberikan amnesti oleh Israel sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan perlawanan bersenjata dan memberi kesempatan pada proses politik. Namun, pada 2011, amnesti tersebut dicabut, dan Zubeidi kembali ditangkap oleh Israel pada 2019 dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas terorisme.

Pesan dari Tesis ‘The Dragon’

Meskipun melalui banyak tahun di penjara, Zubeidi tetap melanjutkan pendidikannya. Dalam tesis masternya, ia menggambarkan hidupnya dengan menggunakan metafora “naga” yang mengalahkan “pemburu,” sebuah gambaran dari perjuangan panjang Palestina melawan pendudukan Israel. Zubeidi juga menulis tentang kisah Nabi Muhammad yang melarikan diri dari Mekah ke Madinah, yang menurutnya paralel dengan perjuangan bangsa Palestina.

Zubeidi kini kembali menjadi perhatian publik, tidak hanya karena kisah hidupnya yang penuh perjuangan, tetapi juga karena simbol perlawanan yang ia wakili bagi banyak orang Palestina.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular