Qatar dan Mesir menggelar sebuah acara tingkat tinggi di Kairo pada Senin (20/10), yang menyoroti upaya bersama kedua negara dalam mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Kegiatan ini menjadi bagian dari kemitraan kemanusiaan yang terus terjalin antara dua negara sahabat tersebut.
Dalam acara yang berlangsung di ibu kota Mesir itu, Qatar diwakili oleh Menteri Negara Urusan Kerja Sama Internasional, Meryem binti Ali bin Nasser Al-Misnad, sementara Mesir diwakili oleh Menteri Solidaritas Sosial, Maya Morsi.
Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah besar organisasi kemanusiaan dan pembangunan, termasuk Qatar Charity, Qatar Fund for Development, dan Bulan Sabit Merah Qatar, serta perwakilan berbagai lembaga internasional dan mitra kemanusiaan lainnya.
Kedua pihak membahas berbagai mekanisme untuk memperkuat koordinasi lapangan dan memperluas jangkauan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Mencakup penyediaan pangan, obat-obatan, tempat tinggal, serta perlindungan bagi warga sipil yang terus menghadapi situasi kemanusiaan yang kian memburuk.
Dalam pernyataan bersama, Qatar dan Mesir menegaskan kedalaman kerja sama dan sinergi kemanusiaan mereka, berlandaskan tanggung jawab moral dan solidaritas Arab terhadap rakyat Palestina.
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis di Doha pada Selasa (21/10), Qatar Charity mengumumkan tambahan dana sebesar 16 juta dolar AS untuk operasi kemanusiaan di Gaza, sehingga total kontribusinya sejak perang dimulai mencapai 142 juta dolar AS.
Direktur Eksekutif Qatar Charity, Yusuf bin Ahmad Al-Kuwari, menjelaskan bahwa dana tambahan itu ditujukan untuk memperluas bantuan segera di lapangan, termasuk distribusi pangan, air bersih, layanan kesehatan, dan tempat berlindung bagi warga yang terdampak konflik.
Ia menegaskan, lembaganya bekerja “dalam koordinasi erat dengan otoritas Mesir, lembaga-lembaga PBB, dan mitra kemanusiaan internasional untuk mempercepat proses logistik serta memastikan kelancaran pengiriman bantuan.”
Al-Kuwari juga menyerukan agar semua hambatan terhadap masuknya bantuan dihapuskan dan arus distribusi melalui koridor kemanusiaan dijamin tanpa gangguan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Qatar membangun jembatan darat antara Doha dan kota Al-Arish di Mesir untuk mengirim lebih dari 16.600 tenda ke Gaza.
Selain itu, sekitar 29.000 tenda lainnya telah dikirim lewat jalur laut menuju Pelabuhan Port Said.
Hingga pertengahan November mendatang, jumlah total tenda yang dikirim diperkirakan mencapai 75.264 unit.
Al-Kuwari juga menyampaikan apresiasi kepada kedua menteri atas dukungan dan kerja sama mereka dalam mempermudah respons kemanusiaan di Gaza.
Menurutnya, hal itu menyentuh kehidupan ribuan keluarga terdampak dan mencerminkan semangat solidaritas antara kedua negara.
Inisiatif ini merupakan bagian dari rangkaian upaya kemanusiaan Qatar yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina.
Sebelumnya, Qatar juga meluncurkan jembatan darat dan kemanusiaan bekerja sama dengan Mesir dan Yordania untuk mengirim konvoi bantuan berisi tenda, bahan pangan, obat-obatan, dan air minum ke Gaza.
Doha juga mengalokasikan tambahan dana sebesar 20 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan mendesak di wilayah tersebut.
Sementara itu, pada 10 Oktober lalu, kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku berdasarkan rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Rencana tersebut mencakup penghentian perang, penarikan bertahap pasukan Israel, pertukaran tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Namun, meskipun gencatan senjata telah disepakati, otoritas Gaza melaporkan bahwa sekitar 100 warga Palestina gugur dan 230 lainnya luka-luka akibat 80 pelanggaran yang dilakukan pasukan Israel sejak kesepakatan itu diberlakukan.
Perjanjian tersebut mengakhiri perang selama dua tahun yang menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina, melukai sekitar 170.000 orang, dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di Jalur Gaza.