Sunday, November 17, 2024
HomeBeritaQatar dan Mesir ingatkan AS, kecil kemungkinan Hamas terima usulan baru

Qatar dan Mesir ingatkan AS, kecil kemungkinan Hamas terima usulan baru

Qatar dan Mesir memperingatkan Amerika Serikat kemungkinan Hamas untuk menerima usulan terbaru terkait gencatan senjata di Gaza sangat kecil, demikian laporan Anadolu Agency pada Rabu, (21/8).

Negosiasi terkait gencatan senjata di Gaza yang berlangsung di Qatar berakhir Jumat pekan lalu dengan hasil satu “usulan yang mempersempit perbedaan” antara Israel dan Hamas selaras dengan proposal Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei.

Namun, Hamas menolak usulan tersebut, menyatakan bahwa usulan itu sejalan dengan kondisi baru yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Penyiar publik Israel, KAN, menyebutkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, mediator dari Qatar dan Mesir telah memperingatkan Washington bahwa kecil kemungkinan Hamas akan menerima usulan tersebut.

Usulan baru ini muncul dari AS karena para mediator tidak ingin menjadi bagian dari usulan itu. Meskipun mereka ikut serta dalam pengumuman pada Jumat setelah pembicaraan berakhir, tambah laporan KAN.

Setelah negosiasi di Doha berakhir pada Jumat, Hamas menyatakan bahwa “usulan yang baru diumumkan memenuhi syarat Netanyahu. Terutama penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, serta tekadnya untuk melanjutkan pendudukan di Simpang Netzarim, penyeberangan Rafah, dan Koridor Philadelphi,” demikian pernyataan Hamas.

“Netanyahu juga menetapkan kondisi baru dalam pertukaran sandera dan menarik diri dari syarat lainnya, yang menghalangi penyelesaian kesepakatan,” tambah Hamas.

Baca juga: Waspadai siasat AS, Hamas pilih serang Israel dari dalam dengan bom syahid

Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap apa yang telah disepakati pada Juli berdasarkan pengumuman Biden pada Mei dan resolusi Dewan Keamanan PBB pada Juni.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata, serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, upaya mediasi terhambat oleh penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

Israel terus melakukan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik ini telah mengakibatkan lebih dari 40.170 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 92.740 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlanjut terhadap Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, meninggalkan sebagian besar wilayah tersebut dalam kehancuran.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum wilayah tersebut diserbu pada 6 Mei.

Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi

Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular