Rabbi Zvi Kogan, utusan untuk cabang Chabad –organisasi keagamaan Yahudi– di Abu Dhabi, dilaporkan hilang sejak Kamis (22/11), lansir Times of Israel.
Layanan keamanan Israel menyatakan kekhawatiran bahwa Kogan mungkin telah diculik atau dibunuh, demikian menurut laporan yang muncul pada Sabtu (23/11).
Kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi hilangnya Kogan dan menyatakan bahwa otoritas Israel sedang menganggap kejadian ini sebagai dugaan tindakan terorisme.
Mereka juga menambahkan bahwa agen intelijen Mossad telah meluncurkan penyelidikan “luas” bersama dengan pihak berwenang Uni Emirat Arab (UEA).
Pada saat yang sama, Dewan Keamanan Nasional Israel mengeluarkan peringatan yang sudah cukup lama menyarankan agar warga Israel tidak melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab untuk keperluan non-esensial.
Pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri UEA menyebutkan bahwa Abu Dhabi sedang “melaksanakan langkah-langkah ekstensif dalam pencarian” terhadap Rabbi Kogan, tanpa menyebutkan kewarganegaraan Israel Kogan.Menurut laporan Ynet, pejabat keamanan semakin mencurigai bahwa Kogan telah dibunuh.
Ynet melaporkan bahwa mobil Kogan ditemukan terbengkalai di Al Ain, sekitar 150 kilometer dari Abu Dhabi, tempat Kogan tinggal.
Laporan tersebut menambahkan, meskipun tanpa menyebutkan sumbernya, bahwa pejabat Israel mencurigai beberapa warga negara Uzbekistan telah menyerang rabbi tersebut dan kemudian melarikan diri ke Turki.
Kogan adalah warga negara ganda Israel-Moldova, dan telah menjadi bagian dari cabang Chabad di Abu Dhabi sejak Israel menjalin hubungan diplomatik dengan UEA pada akhir 2020.
Menurut Ynet, Kogan juga ikut serta dalam upacara Hari Peringatan Holocaust pertama di negara Teluk tersebut pada 2021 dan memimpin doa Yizkor dalam acara tersebut.
UEA menjadi negara Arab terkemuka yang menjalin hubungan formal dengan Israel dalam kesepakatan yang dimediasi AS pada 2020, yang dikenal dengan nama Abraham Accords. Negara ini mempertahankan hubungan tersebut meskipun Israel terlibat dalam perang lebih dari 13 bulan di Gaza.