Kota Tangier, yang terletak di utara Maroko, pada Sabtu malam (5/4), menjadi tempat berlangsungnya aksi protes menentang pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza.
Para peserta aksi yang diorganisir oleh Inisiatif Maroko untuk Dukungan dan Pembelaan (sebuah organisasi non-pemerintah), berkumpul sejak pukul 19.00 waktu setempat hingga tengah malam.
Aksi ini menjadi yang pertama dari serangkaian demonstrasi dan kegiatan solidaritas yang diadakan di berbagai kota di Maroko untuk mendukung Gaza. Para peserta membawa bendera Palestina dan mengumandangkan seruan anti-Israel.
Dalam aksi yang berlangsung di Alun-Alun Al-Mujahidin di pusat kota Tangier ini, mereka mengutuk dukungan Barat yang terus-menerus kepada Tel Aviv meski Israel terus menyerang warga sipil dan fasilitas medis.
Beberapa slogan yang terdengar dalam demonstrasi ini antara lain, “Saudaraku, kamu merdeka meskipun terbelenggu,” “Gaza adalah simbol kehormatan,” dan “Kami semua untuk Gaza yang tegar.”
Aksi tersebut juga diselenggarakan dengan mengangkat seruan: “Berhentikan pembunuhan, berhentikan blokade, berhentikan kelaparan, berhentikan normalisasi.”
Sebelumnya, pada 2 Maret 2025, Israel menutup perbatasan Gaza untuk bantuan kemanusiaan, medis, dan pangan, yang menyebabkan situasi kemanusiaan semakin memburuk di wilayah tersebut.
Laporan dari lembaga hak asasi manusia dan pemerintah setempat mengonfirmasi bahwa blokade ini telah menyebabkan kelaparan akut di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, telah melakukan serangan yang digambarkan sebagai pembantaian massal di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 165.000 orang dan melukai ribuan lainnya, mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 11.000 orang hilang.