Tuesday, January 7, 2025
HomeBeritaSandera Israel kritik Netanyahu: Anda tak pernah prioritaskan keselamatan kami

Sandera Israel kritik Netanyahu: Anda tak pernah prioritaskan keselamatan kami

Hamas merilis video yang mereka klaim menunjukkan seorang tahanan Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan Oktober 2023.

Liri Albag, yang kini berusia 19 tahun, ditangkap oleh Hamas di pangkalan Nahal Oz di perbatasan Gaza bersama enam wanita tentara lainnya, lima di antaranya masih dalam tahanan.

Dalam video berdurasi tiga setengah menit yang tidak bertanggal tersebut, Albag berbicara dalam bahasa Ibrani dan meminta pemerintah Israel untuk berusaha membebaskannya.

“Saya telah menjadi tahanan di Gaza selama lebih dari 450 hari. Seluruh hidup saya masih ada di depan saya, tetapi itu berhenti di sini,” Albaq dalam video tersebut.

Dia juga mengkritik pemerintahan Netanyahu yang tak jadikan pembebasan sandera sebagai prioritas.

“Hari ini menandai dimulainya tahun baru, dan seluruh dunia merayakannya. Namun bagi kami, ini adalah awal tahun yang gelap, penuh dengan kesepian. Kami bukan prioritas bagi pemerintah atau tentara kami, dan bahkan dunia mulai melupakan kami dan tidak lagi peduli dengan penderitaan kami.”

Liri Albag juga berbicara tentang seorang temannya yang terluka parah dalam operasi militer terbaru.

“Kami menjalani mimpi buruk yang mengerikan. Kelangsungan hidup kami bergantung pada penarikan tentara dan tidak sampai ke kami.”

Dia mengajukan pertanyaan kepada pemerintah Israel jika keluarganya menjadi sandera.

“Jika orang-orang yang Anda cintai adalah mereka yang ditawan, apakah perang ini masih akan berlangsung? Apakah Anda ingin membunuh kami?”

Dalam video tersebut, Albag terlihat menangis sambil menutupi wajahnya dengan tangan dan menyampaikan pesan kepada mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Ia berkata, “Anda tahu ayah saya. Tatap matanya dan katakan bahwa dia dan ibu saya tidak akan pernah memeluk putri mereka lagi.”

Dengan marah, Albag melanjutkan, “Setelah melihat kematian saya dan apa yang terjadi pada teman saya, saya sadar hidup kami tidak penting bagi Anda. Kami hanyalah pion dalam permainan Anda. Operasi militer ini tidak akan menyelamatkan kami, dan Anda tahu itu.”

Forum Keluarga Tahanan dan Orang Hilang, kelompok yang mewakili keluarga korban penculikan, mengatakan bahwa keluarga Albag tidak memberikan izin untuk mempublikasi video tersebut.

Keluarga Albag menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa video itu sangat mengguncang hati mereka dan menunjukkan penderitaan psikologis yang sangat berat yang dialami oleh putri mereka.

Mereka meminta kepada Perdana Menteri Israel dan para pemimpin dunia untuk bertindak seolah-olah ini adalah anak mereka sendiri yang berada dalam situasi tersebut.

Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, telah merilis beberapa video lain dari tahanan Israel yang mereka tahan selama hampir 15 genosida Gaza oleh penjajah Israel.

Hamas menyandera 251 orang, dengan 96 orang di antaranya masih berada di Gaza, dan militer Israel menyatakan 34 orang di antaranya telah meninggal.

Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata antara kedua pihak dilanjutkan di Qatar pada hari Sabtu. Meski upaya mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS telah berlangsung berbulan-bulan, genosida Gaza masih belum berakhir.

Di sisi lain, serangan udara Israel di Gaza sejak Jumat telah menewaskan sedikitnya 70 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, serta menghancurkan dua rumah di Gaza City.

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam dua hari terakhir, total 136 orang tewas, dengan banyak di antaranya adalah anak-anak.

Kematian ini terjadi di tengah rencana penjualan senjata senilai $8 miliar yang diajukan oleh pemerintah AS ke Kongres untuk mendukung Israel, termasuk amunisi untuk pesawat tempur dan helikopter serang.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular