Hamas merilis video yang mereka klaim menunjukkan seorang tahanan Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan Oktober 2023.
Liri Albag, yang kini berusia 19 tahun, ditangkap oleh Hamas di pangkalan Nahal Oz di perbatasan Gaza bersama enam wanita tentara lainnya, lima di antaranya masih dalam tahanan.
Dalam video berdurasi tiga setengah menit yang tidak bertanggal tersebut, Albag berbicara dalam bahasa Ibrani dan meminta pemerintah Israel untuk berusaha membebaskannya.
“Saya telah menjadi tahanan di Gaza selama lebih dari 450 hari. Seluruh hidup saya masih ada di depan saya, tetapi itu berhenti di sini,” Albaq dalam video tersebut.
Dia juga mengkritik pemerintahan Netanyahu yang tak jadikan pembebasan sandera sebagai prioritas.
“Hari ini menandai dimulainya tahun baru, dan seluruh dunia merayakannya. Namun bagi kami, ini adalah awal tahun yang gelap, penuh dengan kesepian. Kami bukan prioritas bagi pemerintah atau tentara kami, dan bahkan dunia mulai melupakan kami dan tidak lagi peduli dengan penderitaan kami.”
Liri Albag juga berbicara tentang seorang temannya yang terluka parah dalam operasi militer terbaru.
Keluarga Albag menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa video itu sangat mengguncang hati mereka dan menunjukkan penderitaan psikologis yang sangat berat yang dialami oleh putri mereka.
Mereka meminta kepada Perdana Menteri Israel dan para pemimpin dunia untuk bertindak seolah-olah ini adalah anak mereka sendiri yang berada dalam situasi tersebut.
Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, telah merilis beberapa video lain dari tahanan Israel yang mereka tahan selama hampir 15 genosida Gaza oleh penjajah Israel.
Hamas menyandera 251 orang, dengan 96 orang di antaranya masih berada di Gaza, dan militer Israel menyatakan 34 orang di antaranya telah meninggal.
Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata antara kedua pihak dilanjutkan di Qatar pada hari Sabtu. Meski upaya mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS telah berlangsung berbulan-bulan, genosida Gaza masih belum berakhir.
Di sisi lain, serangan udara Israel di Gaza sejak Jumat telah menewaskan sedikitnya 70 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, serta menghancurkan dua rumah di Gaza City.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam dua hari terakhir, total 136 orang tewas, dengan banyak di antaranya adalah anak-anak.
Kematian ini terjadi di tengah rencana penjualan senjata senilai $8 miliar yang diajukan oleh pemerintah AS ke Kongres untuk mendukung Israel, termasuk amunisi untuk pesawat tempur dan helikopter serang.