Satu warga sipil dilaporkan tewas dan tujuh lainnya diculik dalam serangan darat yang dilakukan pasukan Israel di barat daya Suriah, Kamis (12/6/2025), demikian disampaikan Kementerian Dalam Negeri Suriah.
Dalam pernyataannya, kementerian menjelaskan bahwa tank dan kendaraan lapis baja Israel, dengan dukungan drone, memasuki kota Beit Jinn yang terletak di wilayah pedesaan Damaskus. Serangan tersebut disertai tembakan intensif.
“Tujuh warga sipil diculik dan dibawa paksa ke wilayah Israel,” demikian bunyi pernyataan resmi.
Pemerintah Suriah mengecam serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Arab Suriah” serta menyebutnya sebagai “pelanggaran serius terhadap hukum dan konvensi internasional.”
Kementerian menegaskan bahwa tindakan sepihak semacam ini “tidak akan menciptakan stabilitas, melainkan justru memperburuk ketegangan dan ketidakamanan di kawasan.”
Ketegangan semakin meningkat pasca jatuhnya Assad
Ketegangan antara Suriah dan Israel meningkat tajam sejak kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024.
Sejak saat itu, Israel memperluas kampanye militernya di wilayah Suriah, terutama dengan melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer, kendaraan, dan gudang senjata. Serangan-serangan tersebut telah menyebabkan puluhan warga sipil tewas.
Israel juga dilaporkan mengambil alih kendali atas zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan secara sepihak menyatakan runtuhnya Perjanjian Pelepasan Pasukan 1974, yang selama ini menjadi dasar gencatan senjata antara kedua negara.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, pada 4 Juni menyatakan bahwa Damaskus tidak menginginkan perang dengan Israel dan menyerukan kembali implementasi perjanjian tersebut.
Rezim Bashar al-Assad, yang telah berkuasa hampir 25 tahun, runtuh pada Desember 2024 setelah Assad melarikan diri ke Rusia. Sejak Januari 2025, Ahmad Al-Sharaa, pemimpin kelompok oposisi, telah menjabat sebagai presiden transisi di Suriah.