Wednesday, April 2, 2025
HomeBeritaSaudara tawanan Israel kepada Trump: Anda harus janjikan neraka kepada Netanyahu, bukan...

Saudara tawanan Israel kepada Trump: Anda harus janjikan neraka kepada Netanyahu, bukan Hamas

Danny Elgert, saudara dari tawanan “Itzik”, menuduh Perdana Menteri Israel melanggar perjanjian gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Seorang saudara tawanan Israel di Jalur Gaza mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump seharusnya menjanjikan “neraka” kepada Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, bukan kepada Hamas.

“Karena Netanyahu-lah yang melanggar perjanjian gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan,” kata Danny Elgert sebagai tanggapan atas pernyataan Trump pada Senin lalu di Gedung Putih.

Trump mengancam akan memberikan “neraka yang sesungguhnya” kepada Hamas jika mereka tidak membebaskan semua tawanan yang diculik sebelum Sabtu siang mendatang.

“Alih-alih Hamas, saya sarankan Trump menjanjikan neraka kepada Netanyahu,” lanjutnya saat menghadiri pertemuan Komite Konstitusi Parlemen pada Selasa di Knesset Israel.

Pernyataannya langsung ditentang oleh anggota parlemen dari Partai Likud yang dipimpin Netanyahu.

“Cukup sudah!” Kata anggota Knesset Tali Gottlieb sambil memukul meja dan berteriak.

Sementara itu anggota Knesset Moshe Saada juga mengungkapkan kemarahannya.

“Ada batasnya! Malulah pada dirimu sendiri! Alih-alih meminta neraka bagi Hamas, kamu malah menginginkannya untuk Perdana Menteri. Kami tidak akan membiarkanmu berbicara!” Katanya.

Pada Senin malam, Elgert mengatakan kepada media Israel “Walla” bahwa, “Bibi (Netanyahu) kembali dari Amerika Serikat (AS) dengan euphoria.

“Penuh kegembiraan karena janji-janji kosong Trump dan kemewahan hotel-hotel korup, sementara ia bekerja keras untuk mengembalikan para tawanan dalam keadaan mati,” katanya.

Ia menambahkan, bahwa hal itu melanggar kesepakatan dengan Hamas, yang telah memenuhi semua syaratnya, serta, itu adalah kejahatan perang terhadap Negara Israel.

Pada Senin, Trump menanggapi laporan bahwa Hamas menunda pembebasan tawanan Israel hingga Israel memenuhi semua ketentuan perjanjian. Trump mengatakan bahwa tindakan Hamas “tidak dapat diterima”.

“Gencatan senjata harus dibatalkan jika semua tawanan di Gaza tidak dibebaskan sebelum pukul 12:00 siang pada hari Sabtu. Jika itu tidak terjadi, maka neraka akan terbukam,” tegas Trump.

Trump melanjutkan, nahwa ia ingin semua orang kembali.

“Saya berbicara atas nama saya sendiri. Israel bisa saja bertindak berbeda, tetapi saya berbicara atas nama saya sendiri dan mengatakan: Jika mereka tidak kembali pada Sabtu pukul 12:00 siang, maka neraka akan Meletus,” tegasnya.

Pada Senin, Brigade Al-Qassam mengumumkan penundaan pembebasan tawanan Israel yang dijadwalkan pada Sabtu mendatang hingga pemberitahuan lebih lanjut, karena pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Juru bicara Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pernyataannya mengatakan bahwa pihaknya telah mengamati selama tiga minggu terakhir bagaimana Israel melanggar perjanjian dan tidak mematuhi ketentuannya.

Pelanggaran itu termasuk menunda kembalinya para pengungsi ke Gaza utara, menargetkan mereka dengan serangan udara dan tembakan, serta gagal mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Karena itu, Abu Ubaida menegaskan bahwa mereka memutuskan untuk menunda pembebasan tawanan.

“Sampai Israel mematuhi perjanjian dan mengganti pelanggaran yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa mereka akan tetap berpegang pada ketentuan perjanjian selama Israel juga mematuhinya.

Meskipun ada gencatan senjata, tentara Israel hampir setiap hari menembakkan drone mereka ke warga Palestina di berbagai wilayah Gaza, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka, termasuk anak-anak dan orang tua.

Pada 19 Januari lalu, perjanjian gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku. Kesepakatan ini terdiri dari tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari, dengan negosiasi berlanjut untuk melanjutkan tahap kedua dan ketiga, yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar serta didukung oleh AS.

Dengan dukungan AS, Israel melakukan genosida di Gaza antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, yang menyebabkan sekitar 160 ribu warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14 ribu orang hilang.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular