Saturday, October 18, 2025
HomeBeritaSebagian besar jenazah Palestina yang dikembalikan tunjukkan tanda penyiksaan

Sebagian besar jenazah Palestina yang dikembalikan tunjukkan tanda penyiksaan

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza dan Kantor Media Pemerintah melaporkan bahwa puluhan jenazah warga Palestina yang baru dikembalikan oleh Israel menunjukkan tanda-tanda penyiksaan berat, pembunuhan di lapangan, serta luka bakar parah.

Dalam pernyataannya, Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut bahwa di antara jenazah yang diterima terdapat puluhan yang belum teridentifikasi.

Sementara sebagian besar lainnya menunjukkan bukti kuat adanya “eksekusi di tempat dan penyiksaan sistematis.”

“Pendudukan telah melakukan kejahatan yang sangat mengerikan terhadap sejumlah syuhada, termasuk penghancuran tubuh mereka di bawah rantai tank, serta ditemukannya bekas jerat dan tanda gantung di leher sebagian dari mereka,” bunyi pernyataan tersebut.

Pihak berwenang menyerukan pembentukan komisi internasional independen untuk menyelidiki “kejahatan mengerikan yang dilakukan Israel terhadap para korban.”

Kementerian Kesehatan di Gaza menegaskan bahwa jenazah para tahanan asal Gaza yang baru dikembalikan “memiliki luka-luka yang menunjukkan penyiksaan berat dan bekas luka bakar yang jelas.”

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Dr. Munir al-Bursh, dalam unggahan di platform X (Twitter), menyebut bahwa para tahanan yang jenazahnya dikembalikan Israel telah diperlakukan secara tidak manusiawi.

Mereka, katanya, dipulangkan dalam keadaan terikat seperti binatang, dengan mata tertutup, dan tubuh penuh luka bakar serta memar yang mengungkap skala kebiadaban yang terjadi di balik dinding penjara.

Ia menambahkan, jenazah-jenazah tersebut tidak dikuburkan di tanah, melainkan disimpan berbulan-bulan dalam lemari pendingin milik otoritas pendudukan.

Menurutnya, hal itu merupakan “kejahatan perang yang lengkap unsur-unsurnya” dan harus segera diselidiki oleh komunitas internasional.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa pihaknya, melalui koordinasi dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC), telah menerima 30 jenazah warga Palestina yang dikembalikan oleh Israel.

Dengan pengiriman terbaru ini, jumlah total jenazah yang telah diterima sejak dimulainya tahap pertama pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan pada Selasa lalu mencapai 120 jenazah.

Sebagian dari mereka, menurut laporan kementerian, menunjukkan tanda-tanda kekerasan, tangan terikat, serta mata tertutup.

Tahap pertama perjanjian tersebut, yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, difasilitasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki, dengan pengawasan Amerika Serikat (AS), dan mencakup pertukaran tahanan serta pemulangan jenazah antara Israel dan Hamas.

Menurut data dari Kampanye Nasional Palestina untuk Pemulangan Jenazah Syuhada dan Pengungkapan Nasib Orang Hilang, Israel masih menahan 735 jenazah warga Palestina.

Termasuk 67 anak-anak, serta 256 jenazah lainnya yang disimpan di “pemakaman bernomor”, area pemakaman rahasia militer yang tidak memiliki penanda nama.

Laporan harian Israel Haaretz pada Juli lalu mengungkap bahwa tentara Israel menyimpan sekitar 1.500 jenazah warga Gaza di dalam kamp militer Sde Teyman, di gurun Negev, yang juga digunakan sebagai pusat penahanan dan interogasi.

Kejadian ini terjadi di tengah perang berdarah yang telah berlangsung dua tahun, sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober 2023.

Hingga kini, perang tersebut telah menewaskan sekitar 68.000 orang dan melukai lebih dari 170.000 lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Selain korban jiwa, krisis pangan dan kelaparan yang disebabkan oleh blokade Israel telah menewaskan ratusan warga Gaza, menambah panjang daftar penderitaan di wilayah yang hancur dan terisolasi dari dunia luar.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler