Situasi kesehatan di Jalur Gaza masih memprihatinkan meskipun gencatan senjata dengan Israel telah diberlakukan, demikian menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu.
“Situasi kesehatan di Jalur Gaza tetap berada pada kondisi yang sangat buruk akibat kegagalan Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata,” ujar juru bicara kementerian, Khalil al-Daqran, dalam keterangan tertulis.
Ia menyebut Israel masih menghalangi masuknya obat-obatan dan pasokan medis ke Gaza, serta mencegah evakuasi warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan perawatan di luar negeri.
Menurut Daqran, Israel telah mencegah 16.500 pasien dan korban luka keluar dari Gaza meskipun dokumen administrasi mereka telah lengkap.
“Pos-pos medis yang didirikan untuk melayani warga sipil tidak lagi berfungsi akibat hujan lebat. Banyak tenda rusak diterjang angin kencang,” katanya.
Daqran menyerukan komunitas internasional untuk segera membantu membuka akses masuk tenda, rumah tinggal portabel, dan material bangunan guna mengurangi penderitaan warga yang mengungsi di wilayah tersebut.
Gaza dilanda cuaca dingin, hujan deras, dan angin kencang sejak Jumat, yang menyebabkan ribuan tenda pengungsian terendam air. Badai diperkirakan mereda pada Minggu malam, menurut prakiraan cuaca.
Sebanyak 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza masih menghadapi kondisi kemanusiaan yang sangat berat setelah perang berkepanjangan, yang menurut otoritas setempat telah menewaskan hampir 69.200 orang dan melukai lebih dari 170.700 lainnya sejak Oktober 2023. Serangan Israel berhenti setelah gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober.


