Monday, November 18, 2024
HomeHeadlineSerangan brutal Israel di sekolah milik PBB di Gaza picu kecaman global

Serangan brutal Israel di sekolah milik PBB di Gaza picu kecaman global

Serangan udara Israel yang menghantam gedung sekolah yang dipadati pengungsi di Gaza memicu kecaman keras dari berbagai negara. Setidaknya 18 orang tewas dalam serangan penjajah, termasuk 6 staf PBB.

Demikian laporan situs Aljazeera pada Kamis (12/9).

Serangan tersebut menghancurkan sebagian dari Sekolah al-Jaouni di Nuseirat pada Rabu, menewaskan enam pekerja PBB. Keenam staf PBB itu bekerja untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

UNRWA menyatakan bahwa ini adalah jumlah korban tertinggi di antara stafnya dalam satu insiden sepanjang sejarah.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam serangan ini sebagai “sama sekali tidak dapat diterima.”

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengaku terkejut dengan serangan itu. Katanya, serangan Israel ke gedung sekolah adalah pengabaian terhadap prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah mengatakan, sikap lemah dunia internsional membuat Israel terus melanggar hukum internasional.

Baca juga: 6 Staf UNRWA tewas akibat serangan Israel di sekolah PBB di Gaza

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga mengecam serangan ini dengan menulis di X: “Pertumpahan darah di Gaza harus dihentikan.”

Israel benarkan serangan terhadap gedung sekolah
Jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, melaporkan dari Deir el-Balah di pusat Gaza, menggambarkan kekacauan saat para korban serangan di sekolah dibawa ke rumah sakit.

Kata Mahmoud, orang-orang mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat mereka yang dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Bahkan ada pasien kritis dikeluarkan dari rumah sakit hanya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada jenazah keluarganya yang tewas dalam serangan itu.

“Itu adalah pemandangan yang sangat menyayat hati,” kata Mahmoud.

Mahmoud menambahkan, ini bukan pertama kali Israel menyerang pusat evakuasi yang dikelola PBB.

Kata Mahmoud, Israel sudah mengetahui koordinat fasilitas-fasiltas PBB yang menampung keluar-keluarga pengungsi.

“Namun, warna biru dan putih PBB pada tempat-tempat penampungan itu tidak melindungi orang-orang di dalamnya,” jelasnya.

Baca juga: Israel dituduh pakai Google Ads untuk serang UNRWA

Baca juga: Dalam situasi mematikan di Gaza, PBB tetap akan tinggal dan melayani

Militer Israel pada Kamis (12/9) menyatakan telah melakukan “serangan tepat” terhadap pejuang Hamas di dalam kompleks sekolah tersebut.

Tanpa merinci hasilnya, mereka mengatakan bahwa “langkah-langkah signifikan” telah diambil untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil.

Tanpa memberikan bukti, juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan bahwa sekolah tersebut “bukan lagi sekolah” dan telah menjadi “target sah” karena digunakan Hamas untuk meluncurkan serangan.

Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan bahwa UNRWA tidak memberikan nama-nama stafnya yang tewas “meskipun telah beberapa kali diminta” dan penyelidikan militer menemukan bahwa “sejumlah besar nama [korban] yang muncul di media dan media sosial adalah anggota teroris Hamas.”

Juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya permintaan seperti itu. Setiap tahun UNRWA memberikan daftar stafnya kepada Israel.

Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, hingga serangan pada Rabu, sudah 220 staf dia tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular