alquds

Sambut Bulan Ramadhan, “Israel” Perintahkan Rubuh Paksa Rumah Warga Palestina di Al-Quds

GAZA MEDIA, AL-QUDS – Dilansir dari laman middleeasteye, Menteri Keamanan “Israel”, Itamar Ben Gvir perintahkan polisi Zionist hancurkan rumah-rumah milik warga Palestina di Al-Quds Timur meski beberapa hari ke depan umat muslim Palestina sambut bulan suci Ramadan. (Senin, 06/03/23).

Di tahun sebelumnya, otoritas “Israel” menahan diri untuk tidak menghancurkan rumah-rumah warga Palestina selama Ramadan. Bagaimanapun juga menghancurkan rumah warga sipil adalah kejahatan perang. Akan tetapi, di tahun ini media “Israel” melaporkan, polisi akan mengikuti tuntutan Itamar Ben Gvir hancurkan rumah warga Palestina meski dalam beberapa tahun terakhir ketegangan meningkat atas pelanggaran “Israel” terhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa.

“Israel” hancurkan rumah-rumah Palestina karena berbagai alasan. Termasuk klaim sepihak tidak ada izin bangunan dan dalih penggusuran rumah pelaku kejahatan perang. Kebijakan tersebut dilarang hukum internasional karena dianggap sebagai hukuman kolektif.

Dikutip dari Smart171, Data Badan Koordinasi Kemanusiaan PBB wilayah Palestina (OCHAoPt) melaporkan, saat ini terdapat 108 rumah di Area C, 50 rumah di Al-Quds Timur, 10 rumah di Area A dan B milik warga Palestina sudah dirubuh paksa oleh alat milter Zionist. Penghancuran rumah mengakibatkan warga Palestina kehilangan tempat tinggal, termasuk anak-anak dan orang tua. Data OCHAoPt terdapat 252 warga Palestina yang terpaksa mengungsi saat ini.

Sementara itu, dilansir dari Yedioth Ahronoth, polisi “Israel” peringatkan Itamar Ben-Gvir mengingat antisipasi situasi eskalasi bulan Ramadan yang tidak stabil. Apalagi sebelumnya, otritas Zionis tidak pernah lakukan penggusuran selama bulan Ramadan karena menghindari perlawanan masif dari pejuang Palestina (di Gaza & Tepi Barat).

Tidak berhenti sampai di situ. Pada pertemuan tertutup, dinas keamanan “Israel” menemui Itamar Ben Gvir bahas sebab penghancuran rumah-rumah warga Palestina selama Ramadan yang dapat menyebabkan terjadinya kerusuhan besar di semua lini.

Dalam pertemuan terpisah dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Dinas Kemanan khawatir adanya konsensus yang terjadi. Maka operasi penegakan hukum yang diprakarsai Itamar Ben Gvir di Al-Quds Timur harus segera dihentikan. (ofr/sti)

Source: middleeasteye
Translator/editor: AqlamOFR/Penaabiru

Provokatif, Pemukim Ilegal “Yahudi” Kembali Serbu Masjid Al-Aqsa

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Puluhan pemukim ilegal “Yahudi” kembali serbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah pengamanan ketat polisi Zionist “Israel”, Senin pagi (20/6/2022) waktu setempat.

Sumber media lokal melaporkan, puluhan pemukim menyerbu halaman masjid dengan berkelompok masuk melalui Gerbang Mughrabi, tujuan mereka berdalih laksanakan ritual Talmud provokatif.

Serangan yang sering dilakukan oleh para pemukim ilegal ini adalah bagian dari upaya penjajah mengambil alih masjid Al-Aqsha secara temporal.

Selama periode penyerangan, polisi Zionist mengevakuasi area timur masjid dari para jemaah laki-laki warga Palestina dan mempersilahkan pemukim ilegal untuk berkeliaran di dalamnya.

Serangan biasanya terjadi dalam dua kelompok; Yang pertama pagi hari dan yang kedua setelah salat Zuhur.

Sebagai tanggapan atas serbuan para pemukim ilegal ini, warga Palestina terutama umat muslim terus berjuang sampaikan seruan mereka agar rakyat Palestina bersatu gagalkan skema Yudaisasi di Masjid Al-Aqsa. [ml/ofr]

Kian Tersiksa, “Israel” Tunda Pembebasan Ahmad Manasra

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Pengacara tahanan remaja Palestina, Ahmed Manasra mengkonfirmasi tidak adanya keputusan jelas yang ditetapkan pengadilan “Israel” atas kebebasan Manasra. Hal ini semakin menunjukkan tindakan rasisme “Israel” terhadap bangsa Palestina, Ahad (19/6/2022).

Pengacara pihak keluarga Ahmad Manasra, Khaled Zabarka mengatakan dalam konferensi pers: “Pengadilan penjajah hanya membahas pengalihan kasus di bawah Undang-Undang Terorisme tanpa mengambil keputusan apapun.”

“Sidang berakhir setelah pihak pengadilan penjajah hanya tidak mengeluarkan keputusan apa pun dengan kemungkinan mengeluarkan keputusannya hari ini atau selama seminggu kedepan dan itu belum dipastikan.” Kata Zabarka

Sebaliknya, Saleh Manasra ayah dari Ahmed membenarkan bahwa putranya tidak menghadiri sidang karena kondisi kesehatan mentalnya yang memburuk dan tengah menjalani perawatan di klinik penjara Ramle.

Ayah Manasra menuntut pihak pengadilan penjajah segera membebaskan putranya yang menghabiskan lebih dari tujuh tahun di penjara “Israel” dengan gangguan mental dan penyiksaan yang sulit. [ml/ofr]

Klaim Data Serangan ke Lebanon, Kepala Staf Pasukan “Israel” Tidak Jelas

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Pernyataan Kepala Staf pasukan “Israel”, Aviv Kohavi menimbulkan spekulasi dan pertanyaan dari berbagai pihak. Mengenai jumlah alat yang diklaim berhasil hadang serangan Lebanon telah diidentifikasi berada dalam rencana serangan tentara “Israel”.

Pernyataan Kohavi dan ancaman yang diluncurkan “Israel” ini datang beberapa hari setelah situs web khusus Lebanon memantau sekitar 22.000 serangan mendadak yang dilakukan”Israel” penjajah terhitung menembus wilayah udara Lebanon sejak 2007.

Kochavi mengatakan, “Tentara menetapkan ribuan target untuk dihancurkan mengcounter sistem rudal yang dimiliki oleh musuh. Semua target berada dalam rencana serangan terutama markas komando dengan roket- granat yang didorong, peluncur dan lebih banyak target lainnya di mana dampak semua itu akan berdampak buruk di negara bagian Lebanon.”

Situs web Air Browser, yang khusus memantau pelanggaran “Israel” terhadap wilayah udara Lebanon menerbitkan, lebih dari 22.000 objek “Israel” terbang di atas wilayah udara Lebanon, seperti pesawat tempur, drone, dan rudal, beberapa di antaranya memakan waktu rata-rata 4 jam 35 menit. , dalam data yang dikumpulkan dari tahun 2007 hingga 28 Desember 2021. [ml/ofr]

“Israel” Tunduk, Persilahkan Faksi Pejuang Palestina Ambil Alih Penentuan Waktu Perang

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Otoritas pemerintah “Israel” pasrah dan harus menerima kenyataan atas penentuan perang di masa mendatang yang diambil alih oleh pihak pejuang Palestina di Jalur Gaza, Kamis (16/6/2022).

Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth menyebutkan, setahun setelah berakhirnya pertempuran Seif al-Quds, Hamas akan mengambil alih kapan waktu perang berikutnya dengan kemungkinan serangan mendadak bisa terjadi kapan saja secara tiba-tiba.

Surat kabar itu mengatakan: “Hamas dapat menentukan memorandum di awal perang, yang mungkin dimulai saat pemukim ilegal “Yahudi” pada kondisi tenang maupun panik”.

Diketahui, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam tengah menggandakan jumlah menara pengawas di dekat tembok perbatasan baru di sekitar Jalur Gaza selama beberapa bulan terakhir.

Di kain sisi, tentara penjajah juga mempersiapkan semua kendaraan militer dengan sistem peringatan iron dome ketika serangan terjadi di area terbuka atas peluncuran peluru kendali dari Jalur Gaza. [ml/ofr]

Sejak 2012, Sebanyak 1.032 Rumah & Aset Penting Milik Warga Palestina Hancur oleh “Israel”

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Pusat Penelitian Tanah Asosiasi Studi Arab mendokumentasikan dalam laporan lapangan atas kebiadaban pasukan penjajah sejak tahun 2012 yang terbukti lakukan pembongkaran terhadap rumah dan aset penting milik warga Palestina.

Laporan tersebut mengkonfirmasi bahwa pasukan penjajah selaku mafia utama “Israel” menghancurkan sekitar 1.032 rumah dan bangunan. Dengan rincian, 361 rumah; mengusir 1.834 jiwa, 954 diantara korban penggusuran tersebut adalah anak-anak.

Persentase perempuan dari jumlah total yang rumahnya dihancurkan adalah sekitar 47%, para keluarga terpaksa mengungsi dan beberapa terlantar hingga kini berupaya mencari tempat tinggal yang aman untuk melindungi privasi mereka.

Salah seorang warga pemilik 93 rumah di Al-Quds rerpaksa menghancurkan rumahnya sendiri akibat ancaman yang dilontarkan pihak penjajah. Wilayah kegubernuran di Al-Quds mencetak skor tertinggi menjadi target penggusuran diikuti oleh Kegubernuran Tubas.

Laporan tersebut menunjukkan terdapat 671 pembongkaran fasilitas yang berbeda, meliputi aset pertanian, komersial, kelembagaan, layanan, rekreasi maupun keagamaan semisal masjid yang mampu menebar asas manfaat sebanyak 5.455 jiwa termasuk 2.600 anak-anak dan 1.800 wanita.

Fasilitas pembongkaran yang paling banyak ditargetkan adalah fasilitas peternakan domba, di mana 216 briket dihancurkan, yang menampung lebih dari 16.400 ekor domba, serta sumur pertanian, di mana 93 sumur atau tangki air dihancurkan, yang merupakan sumber irigasi untuk 1800 hektar tanah pertanian.

Selain itu, 12 jalan pertanian hancur, di mana pemilik 3850 hektar seharusnya bisa mendapat keuntungan secara langsung.

Kegubernuran yang paling menjadi sasaran pembongkaran adalah Kegubernuran Tubas, di mana 297 rumah dan fasilitas dihancurkan, diikuti oleh Kegubernuran Al-Quds 274 rumah, kemudian Kegubernuran Hebron dan Betlehem dengan 143 dan 139 pembongkaran paksa. [ml/ofr]

Dalam Seminggu Terakhir, 1691 Pemukim Ilegal “Yahudi” Serbu Masjid Al-Aqsa

GAZAMEDIA, AL-QUDS – 1691 pemukim ilegal “Yahudi” serbu halaman Masjid Al-Aqsa selama seminggu terakhir tdi bawah perlindungan tentara penjajah “Israel”.

Sebuah laporan dari jaringan Qastal pada hari Sabtu menunjukkan di antara para penyusup ilegal tersebut adalah mahasiswa dari lembaga keagamaan alkitabiah, perwira, tentara, pegawai pemerintah pendudukan, dan anggota parlemen “Israel”, Knesset.

Para penyusup melakukan ritual Talmud mereka di halaman Al-Aqsa, terutama di wilayah timur dekat kapel Bab al-Rahma dengan jumlah yang banyak juga terjadi di Bab al-Silsila.

Jumlah terbesar serangan tercatat pada hari Minggu (5 Juni), ketika 647 pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsha, bertepatan dengan perayaan pemukim ilegal yang disebut “Pesta Wahyu Taurat” atau apa- disebut “Shafu’ut” atau “Asbeeh”, di tengah-tengah Rabat dan menghadapi para penyembah dan Mourabitat (penjaga Al-Aqsha) di halaman masjid. [ml/ofr]

Setelah Bebas, Polisi Zionist Larang 2 Tahanan Palestina Pulang Temui Keluarga

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Kepolisian Zionist “Israel” beri keputusan bebas bersyarat kepada tahanan Al-Quds bernama Muawiya Alqam dengan syarat dideportasi ke kota Jericho untuk jangka waktu lima hari, Kamis (9/6/2022).

Sebelumnya sumber media lokal melaporkan, “Intelijen Zionist penjarakan Alqam (21) pada saat di penjara Negev dan menjalani hukuman enam tahun tujuh bulan di penjara Pusat Al-Maskobiya. Setelah bebas, selama berjam-jam kemudian kepolisian Zionist memberinya bebas bersyarat dan melarangnya mengunjungi rumahnya di Al-Quds selama beberapa hari”.

Alqam berasal dari kamp pengungsi Shuafat di Al-Quds. Dia ditangkap pada usia 14 tahun bersama sepupunya Ali yang menderita banyak luka akibat brutalisme polisi “Israel”.

Kepolisian Zionist juga mengusir Muhammad Hassan Firawi yang dibebaskan menuju rumahnya di Kota Tua Al-Quds selama seminggu.

Termasuk pemuda Palestina, Muhammad yang dibebaskan pagi ini dari rumahnya di komunitas Afrika, membawanya ke kantor polisi Qishla, dan membebaskannya setelah berjam-jam dengan syarat dia akan dideportasi.

Firawi dibebaskan dua hari lalu dari penjara gurun Negev, setelah menjalani hukuman 8 tahun di penjara penjajah. [ml/ofr]

 

“Israel” Berencana Curi Kembali Area Strategis Bukit Scopus di Al-Quds

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Tentara Zionist “Israel” memutuskan gusur rumah warga Palestina dan membangun sebuah bangunan Yahudisasi pemukiman ilegal skala besar di tanah bukit Scopus, Timur Laut Al-Quds setelah bertahun-tahun tertunda karena alasan politik, Senin (6/6/2022).

Pihak “pemerintahan Zionist” sendiri menyetujui Yudaisasi di Bukit Scopus dekat Rumah Sakit Hadassah dan Universitas Ibrani yang dibangun di tanah Kota Al-Isawiya.

Bukit Scopus merupakan lokasi strategis menghadap ke jalan Al-Quds-Ramallah menghubungkan akses dari Bukit Zaitun dari Timur Laut ke arah Utara dipisahkan wilayah Aqabat Al-Sawwana dan naik sekitar 850 meter di atas permukaan laut, kerap disebut masyarakat sekitar dengan bukit “Al-Mashhad” dan Al-Sawwana.

Diketahui sejak awal tahun ini, “Israel” mengintensifkan persetujuan proyek-proyek pemukiman ilegal Yudaisasi utamanya di Kota Al-Quds dengan berjalan lancar. Tujuan mereka adalah mencaplok sekaligus mengubah fakta sejarah, hukum dan demografis wilayah jajahan sekaligus membuktikan “kedaulatannya” menguasai kota suci Palestina tersebut. [ml/ofr]

Sempat Ditolak, Parlemen “Israel” Setujui RUU Larang Pengibaran Bendera Palestina

GAZAMEDIA, AL-QUDS – “Majelis Umum Parlemen Knesset Israel” setujui pembukaan RUU larang pengibaran bendera Palestina di sejumlah lembaga internal “pemerintahan” mereka, Rabu (1/6/2022).

Media Ibrani Maariv melaporkan 63 anggota parlemen setuju RUU tersebut dan 16 lainnya menolak. Sementara anggota parlemen Knesset Biru dan Putih abstain dari pemungutan suara dengan alasan bentuk sikap membaca skema kekacauan koalisi “pemerintah” di masa yang akan datang, seperti anggota Partai Daftar Bersatu dan Meretz yang berada di koalisi pemerintah.

Naftali Bennett mendukung RUU tersebut begitu pula anggota partainya, New Hope dan Yisrael Beiteinu dari partai koalisi.

Selama sesi RUU suasana pertengkaran terjadi antara Bennett dan anggota partai Joint Arab List (Al-Qaaimah Al-Musytarikah) yang terdiri dari 4 koalisi anggota partai Arab yaitu Balad, Hadash, Ta’al & Arab Democratic Party dengan walkout tinggalkan sesi voting.

Sementara itu pimpinan oposisi “Israel”, Benjamin Netanyahu sambut baik pengesahan RUU tersebut dengan kalimat rasisnya, “Israel” hanya miliki satu bendera dan kami mengembalikan posisi tersebut sesuai dengan porsinya.”

Diketahui, Parlemen Perundang-undangan “Israel” menyetujui RUU ini bertujuan cegah pengibaran bendera Palestina di beberapa lembaga universitas atau institusi “internal pemerintahan mereka”.

RUU tersebut awal mulanya diperkenalkan oleh partai ekstremis Yahudi, Likud MK Eli Cohen.

Hal ini terjadi setelah bendera Palestina berulang kali berkibar di Universitas Ibrani Yerusalem dan Universitas Ben-Gurion oleh sejumlah mahasiswa asal Al-Quds dan Palestina lainnya yang tengah menjalankan studi mereka di kampus “Israel” tersebut. [ml/ofr]