drone

Pejuang Palestina Tengah Pelajari Drone Mata-mata Canggih “Israel” yang Jatuh di Jalur Gaza

GAZAMEDIA, GAZA – Surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth mengungkapkan jatuhnya drone mata-mata “Israel” di Jalur Gaza Utara pada Sabtu siang (18/6/2022).

“Drone canggih yang dilengkapi alat pemantauan dengan total biaya hingga 2 juta shekel ini diyakini menjadi alasan untuk melarikan diri dari platform darat dan jatuh.”

Pimpinan Divisi Pejuang Gaza memutuskan untuk menurunkan balon observasi di sekitar Jalur Gaza sehari sebelum drone “Israel” rusak karena angin kencang yang melanda daerah itu dalam beberapa hari terakhir, tetapi tentara pejuang menyebabkan jatuhnya salah satu dari manuver tersebut telah gagal.

Secara rinci, surat kabar itu menjelaskan, kabel yang terhubung ke balon terputus sekitar pukul 1 siang, setelah melewati tiang listrik di dalam perbatasan Jalur Gaza, karena pasukan ‘Israel’ tidak dapat mencapai lokasi puing bekas pemboman selama setengah jam.

Pasukan penjajah mencoba memanggil derek ke lokasi hancurnya drone mata-mata tetapi Brigade Al Qassam berhasil merebut sisa drone canggih tersebut dan membawanya jauh ke Jalur Gaza untuk melakukan studi duplikat drone kaliber mata

Drone mata-mata ini memiliki kamera yang diproduksi oleh perusahaan ‘Israelm diklaim sebagai kualitas kamera terbaik di tingkat dunia yang mampu jangka jarak 5 km, dengan akurasi tinggi, kontrol intelijen atas wilayah yang mengungguli kinerja pesawat pengintai, mengingat keberadaan balon 24 jam hingga seminggu.

Balon ini termasuk kamera termal canggih yang mampu merekam dalam kondisi suhu ekstrim antara 60 derajat Celcius dan minus 35 derajat, dan balon dapat menahan angin hingga 40 km per jam. [as/nb]

“Israel” Luncurkan Drone Peledak Target Lahan Pertanian di Jalur Gaza Utara

GAZAMEDIA, GAZA – Drone perusak milik “Israel” hancurkan lahan pertanian di Jalur Gaza Utara, Jumat sore (17/6/2022) waktu setempat.

Pembakaran itu menyebabkan kerusakan besar pada tanaman dan beruntung tidak menimbulkan korban, seorang saksi mata melaporkan kepada tim Gaza Media.

Sementara itu, pejuang Palestina berhasil ambil alih balon mata-mata milik “Israel” yang jatuh di Kota Beit Hanoun, Jalur Gaza Utara. [ml/ofr]

Turki Bantah Tuduhan Dukung Ukraina dengan Pesawat Drone

GAZAMEDIA, ANKARA – Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Yavuz Selim Kiran menegaskan, pengiriman pesawat tak berawak/drone Turki ke Ukraina bukanlah bantuan militer, melainkan hasil kesepakatan kerjasama antar pihak swasta. Kamis (3/3/2022).

Asisten Menteri Luar Negeri Turki menyatakan dalam wawancara pers, sebelumnya Kiev telah membeli perangkat militer dari Bayraktar, perusahaan pertahanan swasta Turki. Menekankan bahwa kesepakatan antara kedua pihak tidak mewakili kesepakatan antara pemerintah Ukraina dan Turki.

Pada gilirannya, Ankara yang memiliki perbatasan laut dengan Rusia dan Ukraina dan hubungan baik dengan kedua belah pihak mengkritik perang Rusia di Ukraina, tetapi menghindari kritik keras terhadap Moskow, dan bergabung dengan negara-negara Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadapnya.

Patut dicatat bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Kiev bulan lalu, sehingga dugaan kesepakatan dengan pejabat Ukraina dalam produksi pesawat Bayraktar TB-2 di membuat marah Moskow. [ml/terj.ofr]

“Israel” Gertak Hizbullah Balas Aksi Penyusupan Jalur Udara

Palestina, Gazamedia.net – Menteri Pertahanan “Israel”, Benny Gantz mengirim pesan ancaman kepada Hizbullah, akibat serangan salah satu drone yang menyusup wilayah udara perbatasan Palestina beberapa hari lalu. Ahad (20/2.

Melalui cuitan tweet, Gantz mengatakan: “Iran terus mempersenjatai Hizbullah dan merusak kedaulatan Lebanon. Bersiaplah dalam sepekan ini Hizbullah akan meraskan dampaknya setelah menyerang kedaulatan entitas.”

Dia menambahkan, “Saya katakan dengan jelas bahwa para pemimpin Hizbullah tahu betul suara mesin pesawat kami. Jika perlu, kami akan menyerang dengan keras dan menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi setiap organisasi Lebanon yang terlibat dan bertanggung jawab penuh atas insiden ini.”

Pernyataan Gantz muncul beberapa hari setelah pesawat pengintai Hizbullah menembus wilayah udara Galilea, Utara Palestina. Dan sistem pertahanan udara “Israel” telah gagal mencegatnya. []

Ilmuwan Turki Berhasil Kembangkan Sistem Kendali Drone

GAZAMEDIA, ISTANBUL – Setelah dua tahun melakukan riset dan kajian secara serius, seorang Ilmuwan asal Turki Tansu Filik akhirnya berhasil mengembangkan sistem lokal untuk mengendalikan multi drone secara bersamaan. Filik merupan llmuwan yang dibesarkan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Eskişehir.

Filik selaku pendiri perusahaan produksi (RE-SCIENCE Technology) berhasil mengembangkan produksi sistem berteknologi tinggi bersama timnya, untuk menghasilkan sebuah sistem control untuk mengendalikan 12 drone sekaligus  dengan daya jelajah sejauh 20 kilometer persegi.

Sistem baru ini diklaim mampu pengendalian 12 drone, masing-masing dengan berat antara 5,5 dan 6,5 kg saat lepas landas dan mampu berkomunikasi dan mengatur koordinasi operasional melalui jaringan komunikasi terenkripsi, di samping kemungkinan peningkatan jumlah drone dan jangkauan yang lebih jauh lagi.

Sistem kontrol baru, yang dapat digunakan dalam aplikasi militer dan sipil, memberikan kemampuan untuk melakukan survei area seluas 20 km persegi hanya dalam 55 menit, selain itu, sistem kontrol tersebut berkemampuan mencari sinyal dan mengambil gambar serta merekam klip daerah tujuan operasi drone tersebut.

Tansu Filik mengatakan, sistem yang telah dikembangkan memungkinkan drone untuk melakukan tugas-tugas multiguna seperti menemukan dan menentukan lokasi dan sumber sinyal tanpa kendali manusia.

“Sistem baru ini memungkinkan drone untuk melakukan tugas mencari orang yang membutuhkan bantuan dan menemukan mereka dengan melakukan survei di area yang luas,” jelasnya.

Kemungkinan, lanjut Filik peningkatan kapasitas penyerapan sistem, yang dikembangkan sepenuhnya secara lokal di Universitas Teknik Eskişehir, yang menunjukkan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari penelitian dan studi yang dilakukan selama dua setengah tahun.

“Sistem ini dilengkapi dengan infrastruktur yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah drone di skuadron, sesuai dengan kebutuhan lapangan,” imbuhnya.

Dia menjelaskan bahwa satu drone melakukan survei di area kecil, sedangkan drone lainya dapat mensurvei area yang luas sekaligus.

“Sistem tersebut dapat digunakan dalam aplikasi sipil dan militer, di bidang pengembangan pertanian, analisis tanah, dan kegiatan pencarian dan penyelamatan saat terjadi bencana alam,” tungkasnya. []