haji

Khotbah Ied Adha di Makkah Bakal Diterjemah ke 10 Bahasa Internasional

GAZAMEDIA, RIYADH – Imam Haramain 2 Kota Suci umumkan adanya ketersiadaan terjemahan khotbah pada Hari Arafah ke dalam 10 bahasa internasional untuk kepentingan lebih dari 160 juta orang umat Islam di seluruh dunia, Senin (20/6/2022).

Imam As-Sudais menekankan bahwa salah satu tujuan umum penerjemahan khutbah adalah untuk melengkapi perjalanan melayani para peziarah haji dan memberikan fasilitas informasi seputar ilmu keagamaan mereka.

Penyiaran audio untuk peziarah non-Arab ini nantinya akan disediakan terjemahan baik yang berada di wilayah Arafat dan semua warga muslim maupun non-muslim di dunia.

Perlu dicatat proyek penerjemahan khutbah Arafah dimulai pada tahun 2018 dalam 5 bahasa, yaitu “Inggris, Prancis, Farsi, Melayu, dan Urdu), selain bahasa Arab, dan bahasa Cina ditambahkan dalam bahasa kedua tahun ini ke dalam 6 bahasa. [ml/ofr]

Usai Pandemi, Arab Saudi Hadirkan Layanan Operasional Haji Terbesar dalam Sejarah

GAZAMEDIA, RIYADH – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan peluncuran rencana operasional terbesar hari raya haji dengan menghadirkan pelayanan teknologi cerdas dan luar biasa setelah pandemi Corona, Ahad (19/6/2022).

Menteri Haji dan Umrah, Tawfiq Al-Rabiah mengungkapkan dalam konferensi pers niat negaranya untuk secara bertahap meningkatkan jumlah jemaah sesuai dengan persyaratan kesehatan untuk memastikan keselamatan mereka.

Pada gilirannya Imam Haramain 2 Kota Suci Abdul Rahman Al-Sudais mengatakan, “Penggunaan teknologi modern, aplikasi baru, dan kecerdasan buatan;  adalah alat terbarukan yang membantu pelayanan musim haji tahun ini.”

Ia menambahkan, “Ini merupakan rencana operasional musim haji terbesar dalam sejarah setelah pandemi Corona, mencakup 10 posko utama yang dkelola oleh 10.000 tenaga bantu pria dan wanita.”

Al-Sudais menyatakan bahwa setiap 144 gerbang utama dilengkapi para peziarah haji tahun ini dengan akses ruang bawah tanah Mataf dan lantai pertama dan dasar untuk melakukan tawaf.

Untuk diketahui, Arab Saudi sebelumnya mengumumkan peningkatan jumlah jamaah yang diizinkan melakukan ibadah haji setelah dua tahun pembatasan penutupan karena pandemi Corona dengan kapasitas satu juta orang dari dalam dan luar Kerajaan. [ml/ofr]

Hebat! Pesepeda Asal Indonesia Ini Tiba di Arab Saudi Tunaikan Ibadah Haji

GAZAMEDIA, JAKARTA – Pemuda asal Magelang Indonesia, Muhammad Fauzan akhirnya tiba di Arab Saudi, Kamis (26/5/2022) menggunakan sepedanya untuk tunaikan ibadah haji.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id, kader Muhammadiyah asal Magelang, Jawa Tengah, Muhammad Fauzan (28) akhirnya sampai di Riyadh, Arab Saudi, pada Kamis (26/05). Uniknya, transportasi yang digunakan adalah sepeda. Ia menceritakan bahwa dirinya telah melakukan perjalanan sejak bulan November 2021 dan telah melintasi Singapura, Malaysia, dan Thailand. Setelah melewati negara-negara tersebut ia langsung menuju ke Arab Saudi dengan pesawat.

Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi menyambut kedatangan Fauzan. Pihak PCIM kemudian mendampingi Fauzan untuk melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak termasuk dengan Duta Besar RI Abdul Aziz Ahmad dan Wakil Kepala Perwakilan RI Arief Hidayat pada hari Ahad (29/05). Agenda pertemuan ini ditujukan untuk bersilaturahmi sekaligus meminta arahan beliau untuk kemungkinan pelaksanaan ibadah haji yang menjadi tujuan Fauzan melakukan perjalanan ke Arab Saudi ini.

Dalam pertemuan tersebut, Fauzan bercerita tentang motivasinya bersepeda hingga ke Arab Saudi adalah keinginan kuatnya untuk beribadah Haji. Tidak lupa juga berkisah seputar terjalnya perjalanan dari Indonesia hingga sampai ke Riyadh. Kuatnya tekad mengunjungi rumah Allah dan mengikuti ibadah haji menjadi motivasi bagi Fauzan untuk terus mengayuh sepeda.

Abdul Aziz Ahmad kemudian memberikan beberapa arahan di antaranya untuk menghubungi teknis haji KJRI (Konsul Jenderal RI) di Jeddah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji warga negara Indonesia dan akan memberikan surat pengantar ke sana. Ia juga berpesan kepada Fauzan untuk menjaga kesehatannya mengingat cuaca di Arab Saudi saat ini adalah musim panas dengan suhu di atas 40 dan memperhatikan peraturan-peraturan yang ada di negara tersebut.

Dengan kehadiran Fauzan yang bersepeda dari Indonesia menuju Arab Saudi ini, Abdul Aziz Ahmad berpesan kepada Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya untuk menghubungkan kepada asosiasi-asosiasi pesepeda yang ada di Arab Saudi sebagai salah satu jalan diplomasi Indonesia-Arab Saudi melalui kegiatan berolahraga. Diharapkan hal ini akan menjadi salah satu jalan Fauzan untuk bisa mendapatkan porsi haji dari Pemerintah Arab Saudi.

PCIM Arab Saudi juga akan senantiasa berusaha membantu Fauzan dalam mewujudkan keinginannya untuk berhaji dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat selama keberadaannya berada di Arab Saudi.

Fouzan menuturkan, perjalanannya dari Indonesia ke Jeddah menggunakan sepeda memakan waktu 7 setengah bulan.

Fauzan menegaskan, dalam pertemuannya dengan program “Sabah Al-Saudia”, yang disiarkan di saluran “Arab Saudi” pada hari Selasa, kesulitan paling menonjol yang dia hadapi selama perjalanannya adalah perubahan cuaca di negara yang dia lewati. sebelum kedatangannya di kota Jeddah. [ml/ofr]

Absen 2 Tahun Pandemi, Arab Saudi Kembali Terima Jemaah Haji dari Seluruh Dunia

GAZAMEDIA, JEDDAH – Kerajaan Arab Saudi kembali menerima jemaah haji untuk pertama kalinya yang datang dari luar Kerajaan sejak merebaknya epidemi Covid-19 2 tahun belakangan. Sabtu (4/6/2022).

Kini Arab Saudi sedang mempersiapkan hampir satu juta Muslim yang akan melakukan haji tahun ini baik dari dalam dan luar Kerajaan.

Sementara itu, jemaah haji dari Indonesia tiba di Madinah Sabtu lalu untuk mengunjungi Masjid Nabawi, sebelum menuju kota suci Mekah dalam beberapa minggu mendatang untuk mempersiapkan haji bulan depan. [ml/ofr]

Sebanyak 5,1 Juta Orang Sudah Mendaftar Haji

GAZA MEDIA, JAKARTA – Direktur Jenderal Penyelenggaraan haji dan Umroh (Dirjen PHU) Hilman Latief mengatakan panjangnya antrean naik haji merupakan tantangan yang harus bisa diatasi. Untuk itu mulai sekarang harus ada kawiyan secara intensif untuk mengatasi soal tersebut.

“Panjang antrean pergi haji di banyak daerah sudah lebih dari 30 tahun, bahkan ada lebih lama lagi. Ini jelas masalah serius, sebab jangan sampai naik haji sudah menjadi hal yang semakin musykil dilakukan. Bayangkan saja kalau orang baru punya uang pada usia 50 tahun, pada umur berapa dia baru akan bisa berangkat ke tanah suci. Faktanya bahkan banyak calon jemaah haji yan baru mendaftar pada usia 60 tahun. Jadi apa dalam usia 100 tahun mereka baru bisa berhaji?,” kata Hilman dalam perbincangan di Jakarta, Rabu malam (10/11) seperti dilansir republika.co.id

Menurut Hilman saat ini antrean orang yang sudah mendaftar untuk berhaji mencapai 5,1 juta orang. Di antara orang itu banyak sekali yang sudah berusia sangat lanjut, misalnya ada ratusan calon jemaah yang sudah berumur 90 tahun ke atas. Bahkan, kalau mau dihitung lebih serius, calon jamaah yang berumur 60 tahún ke atas jumlahnya mencapai ribuan orang.

”Sekali lagi ini patut direnungkan secara mendalam. Apakah kita mau mencontoh Malaysia yang antreannya hajinya sudah mencapai 100 tahun. Apakah ini masuk akal? Apakah ini karena ada soal dalam penentuan makna istita’ah atau mampu mendaftar haji dengan hanya memakai setoran awal Rp 25 juta? Pendek kata banyak sekali masalah dalam pengeloaan penyelenggaraan ibadah haji yang harus di atasi,” tegasnya.

Persoalan panjangnya antrean pergi haji tersebut, lanjutnya, semakin harus dicari solusinya karena tak lama lagi terindikasi pemerintah Arab Saudi akan menerima seberapapun banyak orang berhaji. Hal ini terkait dengan usainya perluasan Masjidil Haram dan berbagai fasilitas lain yang terkait dengan pelaksanakan ibadah rukun Islam kelima ini. Dan, di sisi lain tampak pula adanya kebijakan dari Arab Saudi bahwa penyelenggaraan haji diberlakukan layaknya aturan seperti sebuah wisata biasa.

”Jadi tak lama lagi, bahkan kini sudan terjadi, asalkan bisa bayar akomodasi untuk berhaji, misalnya biaya penerbangan, hotel, makan-minum, dan berbagai kebutuhan saat berhaji, maka siapapun itu akan bisa datang berhaji ke Makkah pada tahun itu juga. Kebijakan ini terkait dengan Visi Arab Saudi 2030,” kata Hilman.

Menyadari hal itu, ungkapnya, berbagai kalangan yang terkait dengan penyelenggaran ibadah haji harus segera mencari solusinya.

”Bagaimana soal pembiayaan haji misalnya. Apakah hanya sebesar sekarang atau harus berkurang, atau harus harganya malah harus bertambah sebab sesungguhnya biaya riil untuk pergi haji selama ini dua kali lipat dari biaya yang kini ditentukan? Soal inilah yang harus kita jawab dengan tujuan menata penyelenggaraan ibadah haji agar generasi mendatang masih bisa menikmati atau menjangkaunya dengan aman dan nyaman,” kata Hilman Latief menandaskan. []