#hizbullah

2 Anggota Hizbullah Divonis Penjara Seumur Hidup atas Pembunuhan PM Lebanon 2005

GAZAMEDIA, BEIRUT – Pengadilan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon jatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada dua anggota Hizbullah secara in absentia karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan 22 jiwa tahun 2005, termasuk mantan Perdana Menteri Rafik Hariri, Kamis (16/5/2022).

Ketua Pengadilan, Ivana Hrdlikova mengumumkan sesuai keputusan suara bulat menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Habib Merhi dan Hussein Oneissi dengan hukuman maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan pengadilan.

Oneissi dan Merhi dinyatakan bersalah atas konspirasi lakukan tindakan teroris dan pembunuhan berencana.

Hakim banding mengkonfirmasi, pada Maret 2020 lalu “Majelis Tingkat Pertama Lebanon berupaya menindak secara hukum namun membebaskan kedua yang bersangkutan karena belum menemukan bukti yang cukup.

Jaksa dan hakim banding kemudian membeberkan barang bukti berupa ponsel yang digunakan Merhi dan Onissi atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan Hariri.

Hizbullah berulang kali menolak mengekstradisi kedua anggotanya, bahkan menolak mengakui pengadilan yang mengadili mereka secara in absentia.

Pada tahun 2020, pengadilan menghukum mantan anggota Hizbullah, Salim Jamil Ayyash karena terlibat dalam kejahatan tersebut. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas barang bukti yang didasarkan pada chat dalam ponsel.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Rafic Hariri tewas pada 14 Februari 2005 oleh bom bunuh diri yang meledakkan sebuah truk berisi bahan peledak saat mobil konvoi lapis bajanya lewat. Serangan itu menewaskan 22 jiwa dan melukai 226 orang. [ml/ofr]

Buntut Kilang Gas Ilegal, Jendral Tentara Zionist Balas Ancaman Hizbullah

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Kepala Staf tentara Zionist, Jenderal Aviv Kohavi menanggapi ancaman Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah yang siap bombardir “Israel” dengan menyatakan siap konfrontasi elsistensial antar keduabelah pihak.

Kohavi membalas dengan pesan ancaman menakut-nakuti rakyat Lebanon, “Kalian orang Lebanon, kami siap berperang, sebelum itu terjadi, kami memperingatkan kalian untuk mengungsi dari wilayah Lebanon”.

Dia menambahkan, “Saya memberi tahu penduduk Lebanon bahwa saya menyarankan Anda untuk pergi, tidak hanya pada awal perang, tetapi sejak awal ketegangan dan sebelum peluru pertama ditembakkan. Saya menyarankan Anda untuk meninggalkan daerah itu karena kekuatan serangan akan dilakukan dengan cara yang belum pernah disaksikan sebelumnya.”

“Dalam perang berikutnya, di setiap tempat di mana kita akan melihat peluncur roket yang mampu menargetkan warga kita, kita akan menghancurkannya” Ujar Kohavi

Kochavi membenarkan bahwa pasukannya telah mengkristalkan ribuan target yang akan dihancurkan dalam sistem misil dan misil milik Hizbullah. [ml/ofr]

Buntut Platform Gas Ilegal, “Israel” Sebar Iron Dome Antisipasi Rudal Hizbullaah

GAZAMEDIA, BEIRUT – Surat kabar Lebanon Al-Akhbar mengkonfirmasi “Israel” telah mengerahkan beberapa sistem pertahanan udara (Iron Dome) di daerah Tel al-Rabee, Palestina Tengah dan Kota Haifa di Utara, Sabtu pagi (11/6/2022).

Surat kabar yang berafiliasi dengan Hizbullah mengatakan, “Menurut informasi lapangan, tentara penjajah mengerahkan beberapa sistem pertahanan udara di Tel Aviv dan Haifa di Utara Palestina bertepatan dengan ancaman yang di sampaikan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah beberapa hari lalu.”

Hassan Nasrallah menekankan pada Kamis (9/6) lalu bahwa “Lebanon siap menghadapi tahap baru setelah pemasangan platform gas ilegal milik perusahaan Inggris-Yunani di ladang Karish yang disetujui “Israel” dalam waktu 3 bulan menempatkan mereka dalam situasi yang sulit.”

Nasrallah menambahkan dalam pidato yang disiarkan televisi tentang perkembangan politik terbaru, “Berkenaan dengan perbatasan laut dan kekayaan di perairan, Lebanon menghadapi masalah nasional utama.”

“Aset kekayaan di perairan Lebanon sangat besar, dan itulah yang disebut harta karun di sekitarnya, menekankan bahwa kekayaan ini adalah milik semua warga Lebanon karena itu harapan yang tersisa untuk menyelamatkan Lebanon dari krisis yang kian parah.”

Nasrallah menekankan perlunya “menetapkan tujuan untuk melindungi dan mengekstraksi kekayaan minyak dan memanfaatkannya secara maksimal setelah ekstraksi,” mencatat bahwa di kawasan itu hanya Suriah dan Lebanon yang dilarang mengeksplorasi minyak dan gas mereka di bawah sanksi.”

“Bahaya pertama menyerang perbatasan laut adalah melucuti wilayah Lebanon yang sangat luas, dengan ladang dan kekayaannya, sedangkan bahaya kedua adalah Libanon dilarang mengekstraksi minyak di wilayah sendiri, dan ini adalah masalah yang harus dipikirkan solusinya oleh Lebanon.” Ungkap Nasrallah

Hizbullah telah mengkonfirmasi kesiapannya untuk mengambil tindakan tegas termasuk dengan kekerasan,” terhadap operasi eksplorasi gas ilegal oleh “Israel” di wilayah lepas pantai sengketa. Tak lama setelah pencurian wilayah tersebut, pemerintah “Lebanon” tegas menyatakan “Israel” terang-terangan curi perbatasan laut Lebanon.” [ml/ofr]

Hizbullah Ancam “Israel”, Cegah Ektrasi Gas Ladang Karish

GAZAMEDIA, BEIRUT – Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, menegaskan bahwa partai tersebut mampu mencegah ‘Israel’ mengekstraksi minyak dan gas dari wilayah laut yang disengketakan dengan Lebanon, menyerukan manajemen “kapal Yunani” untuk menarik segera. Kmais (9/6/2022).

Minggu lalu, ‘Israel’ mengirim kapal Yunani untuk mengekstrak dan menyimpan gas ke ladang Karish, sekitar 80 km sebelah barat Haifa, Palestina.

Nasrallah menyatakan dalam pidato televisi bahwa tujuan langsung Lebanon adalah untuk mencegah ekstraksi minyak dan gas dari ladang Karish, menekankan bahwa Lebanon memiliki hak dan kekuatan tentara dan perlawanan.

Nasrallah berkata, “Perlawanan tidak akan tinggal diam, dan semua tindakan ‘Israel’ tidak akan mampu melindungi platform terapung untuk mengekstraksi minyak dari ladang Karish.” [as/nb]

Langgar Garis Teritorial, Hizbullah Siap Libas Platform Gas Ilegal “Israel”

GAZAMEDIA, BEIRUT – Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem, menegaskan bahwa pihaknya siap mengambil tindakan tegas termasuk gunakan kekuatan atas penyerobotan teritorial platform gas milik penjajah “Israel” di wilayah perbatasan laut palestina Utara dan Lebanon jika pemerintah menyatakan bahwa rencana pembangunan ilegal ini melanggar hak kepemilikan teritorial laut Lebanon, Senin (6/6/2022).

Qassem mengatakan dalam pernyataan pers: “Ketika negara Lebanon mengatakan “Israel” terang-terangan curi wilayah perairan dan minyak kami, kami siap ambil bagian berikan pukulan telak dan pencegahan dengan cara yang terukur dan tepat.”

Qassem menambahkan, “Masalahnya sekarang membutuhkan keputusan dan pendapat yang tegas dari negara Lebanon. Apakah paltform gas “ilegal” ini beroperasi di wilayah yang disengketakan atau tidak? Apakah negara Lebanon telah memutuskan masalah perbatasan dan garis negosiasi atau tidak?”

Dia meminta negara Lebanon menunjukkan “lebih banyak sikap tegas dan tekanan pada penjajah, terutama dalam hal demarkasi perbatasan laut.

Pernyataan ini muncul setelah kapal operasi perusahaan swasta “Energean” terang-terangan ekstraksi gas alam yang dari ladang Basmiya Karish, mereka mengklaim itu adalah bagian dari zona ekonomi eksklusif, dan bukan milik Lebanon. [ml/ofr]

Klaim Sanksi Baru AS Persekusi Pihak yang Terlibat dengan Hizbullah Lebanon

GAZAMEDIA, WASHINGTON – Amerika Serikat memasukkan pihak-pihak yang diklaim terikat dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon dengan penjatuhan sanksi baru. Sikap ini ditetapkan empat bulan setelah langkah serupa diambil Washington membatasi pergerakan pejuang tersebut, Kamis (19/5/2022)

Departemen Keuangan AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan pengusaha Lebanon, Ahmed Jalal Reda Abdullah yang dituduh sebagai mediator keuangan Hizbullah dari perusahaannya.

Kementerian menambahkan bahwa Abdullah, beserta lima kolega dan delapan perusahaannya yang berada di Libanon dan Irak, dimasukkan dalam daftar sanksi Kantor Pengawasan Aset Asing.

Keenam orang ini memegang kewarganegaraan Lebanon, dan semua entitas dan kepribadian yang dicakup oleh sanksi telah ditambahkan ke daftar “terlarang” tanpa ada bukti yang jelas.

Diketahui, Amerika Serikat secara gegabah jatuhkan sanksi terhadap entitas dan tokoh yang terkait dengan Hizbullah untuk memotong dukungan materi dan keuangan gerakan pejuang tersebut, melemahkan serta framing issu eksistensinya di hadapan publik. [ml/ofr]

Iron Dome Israel “Ngadat”, Drone Hizbullah Terobos Israel

GAZAMEDIA, TEL AVIV – Ketegangan Israel dengan Lebanon semakin memanas, dikabarkan sebuah drone milik pejuang Hizbullah Lebanon berhasil menembus wilayah Israel. Disinyalir iron dome milik pasukan pertahanan Israel “Ngadat” sehingga tak mampu mencegat drone milik Hizbullah tersebut.

Pihak Hizbullah melaporkan bahwa UAV-nya telah melakukan misi pengintaian yang sukses dan telah menghabiskan 40 menit di wilayah Israel, terbang sekitar 70 km, tanpa terganggu.

“Pesawat tanpa awak kami berhasil menyusup dan terbang di atas udara Israel,” ucap sumber Hizbullah.

Sontak, Militer Israel bergegas dan mengaktifkan sistem pertahanan rudal Iron Dome setelah drone milik Hizbullah menerobos masuk ke wilayah negara mayoritas Yahudi tersebut. Sirene peringatan merah terdengar di daerah Galilea utara, Lembah Yordan dan Dataran Tinggi Golan selatan pada Jumat pagi setelah sebuah kendaraan udara tak berawak (UAV) menyeberang ke Israel dari Lebanon.

Setidaknya dua putaran sirene peringatan merah diaktifkan di utara, pertama kali dalam beberapa bulan. Pihak Israel mengonfirmasi bahwa drone Hizbullah telah berhasil kembali ke wilayah udara Lebanon dan tidak berhasil dijatuhkan oleh Iron Dome.

Penduduk di daerah itu melaporkan mendengar ledakan setelah alarm putaran kedua. Layanan penyelamatan Magen David Adom mengatakan bahwa tidak ada korban luka setelah peringatan tersebut dan IDF mengatakan bahwa tidak ada instruksi khusus untuk penduduk.

Sebagai tanggapan, IDF mengirim jet untuk terbang rendah di atas Beirut. Insiden itu terjadi saat Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi berada di Singapura untuk kunjungan lima hari di mana dia akan pergi ke Singapore Airshow dan mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat. Tugasnya di Israel digantikan oleh Wakil Kepala Staf Mayor Jenderal Hertzi Halevy.

“Ini adalah insiden drone ketiga dalam dua hari” kata Mayor Jenderal Hertzi.

Sebelumnya, IDF menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Hizbullah setelah itu menyusup ke wilayah udara Israel. Malamnya, IDF mengumumkan bahwa mereka juga telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Hamas yang telah memasuki daerah perbatasan jalur Gaza selatan.[]

“Israel” Gertak Hizbullah Balas Aksi Penyusupan Jalur Udara

Palestina, Gazamedia.net – Menteri Pertahanan “Israel”, Benny Gantz mengirim pesan ancaman kepada Hizbullah, akibat serangan salah satu drone yang menyusup wilayah udara perbatasan Palestina beberapa hari lalu. Ahad (20/2.

Melalui cuitan tweet, Gantz mengatakan: “Iran terus mempersenjatai Hizbullah dan merusak kedaulatan Lebanon. Bersiaplah dalam sepekan ini Hizbullah akan meraskan dampaknya setelah menyerang kedaulatan entitas.”

Dia menambahkan, “Saya katakan dengan jelas bahwa para pemimpin Hizbullah tahu betul suara mesin pesawat kami. Jika perlu, kami akan menyerang dengan keras dan menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi setiap organisasi Lebanon yang terlibat dan bertanggung jawab penuh atas insiden ini.”

Pernyataan Gantz muncul beberapa hari setelah pesawat pengintai Hizbullah menembus wilayah udara Galilea, Utara Palestina. Dan sistem pertahanan udara “Israel” telah gagal mencegatnya. []

Hizbullah Berhasil Luncurkan Operasi Pengintaian Udara di Wilayah Perbatasan “Israel”

Palestina, Gazamedia.net – Hizbullah Lebanon umumkan pelaksanaan misi pengintaian pesawat tak berawak di wilayah Galilea, Distrik Utara Palestina dengan estimasi penerbangan berlangsung 40 menit pada jarak 70 km. Jumat malam (18/2).

Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Meskipun upaya musuh berkali-kali menembak jatuh drone kami. Tapi “Hassan”, drone tanpa awak buatan pejuang kami berhasil kembali dari wilayah penjajah dengan selamat. Dengan misi yang diperlukan tanpa mempengaruhi pergerakan, tetap dengan mengikuti prosedur perang.”

Sementara itu tentara “Israel” mengakui, pasukannya telah gagal mencegat pesawat yang melintasi perbatasan dan berhasil kembali ke Lebanon dengan selamat.

Kemudian, “Israel” mengklaim dua drone tanpa awak mereka terbang di udara ibu kota Lebanon, Beirut, dalam patroli udara balasan. Kamis malam (16/2), mereka juga klaim tembak jatuh dua pesawat tak berawak yang datang dari Lebanon dan Jalur Gaza. []

Hizbullah Upgrade Teknologi Militer Rudal Standar Menjadi Presisi

Gazamedia.net – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa teknologi militer yang mereka miliki telah lama memproduksi perkembangan drone tanpa awak dengan teknologi mutakhir. Rabu (16/2).

“Ketahuilah para musuh, kini kami memiliki kemampuan untuk mengubah ribuan rudal menjadi rudal presisi dan kami telah membuktikannya!”. Tegas pidato Nasrallah di hadapan para pendukungnya.

Nasrallah mengindikasikan dalam sebuah pernyataan beberapa hari yang lalu, “Israel” berusaha menyingkirkan rudal presisi tersebut. Pihak Hizbullah memperingatkan, setiap upaya semacam ini akan dibalas dengan respons yang kuat dan bersifat jera, di mana kepemilikan senjata canggih kini telah berkembang, ditambah dengan manuver pertahanan udara yang semakin mumpuni. Pungkasnya. [terj/AF].