tahanan

Para Tahanan Palestina Di Penjara Israel Lakukan Mogok Makan

GAZA MEDIA, RAMALLAH – Tahanan Palestina di penjara-penjara Israel pada Senin mengumumkan mereka melakukan mogok makan selama satu hari sebagai protes atas hukuman Israel terhadap mereka.

Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemogokan itu diluncurkan untuk memprotes hukuman tersebut, yang mencakup larangan mendapatkan kunjungan dari keluarga tahanan.

Ketegangan juga meningkat di penjara-penjara Israel selama sembilan hari setelah pihak berwenang mengurangi durasi waktu pekarangan bagi para tahanan, tambah pernyataan itu, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (15/2).

PPS juga mengatakan otoritas Israel memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada tahanan setelah pembobolan sukses oleh enam warga Palestina pada September, sebelum kemudian mereka ditangkap kembali.

Pada Januari lalu, NGO Palestina memperkirakan bahwa ada sekitar 4.500 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, dengan sedikitnya 500 menderita sakit, serta 180 remaja dan 34 narapidana wanita.[]

 

Jabarin: Kami Takkan Tenang Sampai Tawanan Bebas

GAZA MEDIA, AL-QUDS – Seorang anggota Biro Politik Hamas dan pejabat biro Syuhada, Korban Terluka dan Tawanan, Zaher Jabarin, menegaskan bahwa masalah tahanan (tawanan Palestina) akan tetap menjadi prioritas gerakannya tersebut. Karena itu adalah masalah “suci” dan sacral. “Kami tidak akan tenang sampai tawanan terakhir dibebaskan dari penjara pendudukan Israel.” Tegasnya.

Hal ini disampaikan selama panggilan telepon Jabareen dengan tawanan yang dibebaskan Muhannad Abdullah yang menyampaikan selamat atas pembebasannya dari penjara pendudukan Israel setelah 11 tahun ditahan dan memuji pengorbanan besar yang dilakukan oleh tahanan Muhannad di dalam benteng penawanan, seperti dikutip dari Palinfo, Sabtu (1/1).

Jabareen menekankan bahwa keinginan para tahanan dan harapan mereka untuk kebebasan tak henti-hentinya dan tidak surut, tidak peduli seberapa keras tahun-tahun penahanan mungkin. Karena manusia diciptakan bebas dan bebas.

Pihak penjajah Israel menangkap Abdullah dari Nablus pada tanggal 31 Desember 2010 dan dijatuhi hukuman 11 tahun penjara karena menjadi anggota Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.

Pendudukan Israel menahan tawanan Abdullah kurang dari sebulan setelah pembebasannya dari penjara Otoritas Palestina, di mana ia menghabiskan tiga tahun di sana menyusul penangkapannya dan saudaranya Samed pada pertengahan 2007, setelah mereka dikepung di sebuah apartemen di kota Nablus, dan mereka menjadi sasaran siksaan berat selama penahanan Otoritas Palestina.

Pendudukan Israel hingga kini masih menahan sekitar 4.650 warga Palestina di penjara-penjaranya; terbagi di 23 pusat penahanan dan penyelidikan dan penjara, termasuk 31 wanita, sekitar 220 anak kecil, 550 pasien, dan sekitar 600 orang dengan hukuman berat.

Para tawanan menghadapi pelanggaran paling keji dari administrasi penjara Israel yang melakukan pelecehan dan tindakan yang disengaja terhadap mereka.[]

Haniyeh: Al-Qassam Terus Pantau Ketidakadilan yang Dialami Tahanan Palestina

GAZA MEDIA, PALESTINA – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, membenarkan bahwa pimpinan Hamas dan Brigade Al-Qassam terus mengikuti perkembangan kasus penahanan para pejuang Palestina di penjara “Israel”.

Melalui via telpon dengan Ahmed Al-Qidra (mantan tahanan yang baru dibebaskan) dari Khan Yunis, Haniyeh menegaskan pasukan penjajah “Israel” mesti bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan para tahanan.

Dia menekankan pentingnya upaya internasional bersama dukung perjuangan tahanan pria dan wanita Palestina, “Kebebasan kalian adalah denyut nadi kami.” pungkasnya

Haniyeh mengucapkan selamat kepada Ahmed al-Qidra yang telah dibebaskan dari penjara ‘Israel’ setelah menjalani 19 tahun masa tahanan

Haniyeh berkata, “Tahun-tahun ini adalah suatu kehormatan bagi anda (Ahmed), dan itu adalah perpanjangan dari perjalanan panjang jihad anda yang anda mulai di barisan jihad dan perlawanan Palestina bersama Brigade Al-Qassam.”[]

Seorang Tahanan Palestina Tikam Petugas di Penjara Nafha

GAZA MEDIA, NAFHA, – Seorang perwira Israel terluka di penjara Nafha setelah ditikam oleh seorang tahanan Palestina, pada Senin malam (20/12).

Kantor Informasi Tahanan melaporkan bahwa tahanan Youssef Al-Mabhouh dari Jalur Gaza melakukan serangan penusukan di penjara Nafha, sebagai tanggapan atas serangan pendudukan terhadap tahanan wanita di penjara Damoun.

Dia menambahkan bahwa ketegangan parah di semua penjara dan keadaan waspada di antara para tahanan, dan pasukan besar yang berafiliasi dengan administrasi penjara pendudukan sedang menuju ke penjara Nafha, memperingatkan kampanye sistematis penindasan dan kejahatan baru terhadap para tahanan.

Para tahanan wanita di penjara Damoun menjadi sasaran pemukulan, diseret dan jilbab mereka dilepas.

Penikaman yang dilakukan itu bukan tanpa alasan. Youssef Al-Mabhouh nekat melakuan penikaman itu karena para perwira penjajah zionis itu semena-mena memperlakukan tawanan wanita Palestina di penjara Israel.

Beberapa waktu lalu seorang warga Palestina ditembak mati polisi Israel November 2021 lalu. Aksi penembakan itu dilakukan karena warga Palestina tersebut dituduh mencoba menikam dua Tentara Israel.

Pada saat itu, polisi Israel juga melakukan penutupan pintu masuk ke Kota Tua Yerusalem, untuk membatasi akses warga.[]

 

‘Israel’ Serahkan Jasad Syahidah Palestina Setelah Dua Bulan Ditahan

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Setelah hampir dua bulan ditahan, Jumat (20/11) ‘Israel’ menyerahkan jasad Israa Khuzaymah, seorang syahidah Palestina asal kota Qabatiya, Provinsi Jenin, Utara Tepi Barat.

Israa Khuzaymah meninggal syahid akibat tembakan pasukan ‘Israel’ di dekat Bab al-Silsila, Kota Al-Quds pada 30 September 2021.

Ia telah menikah dan memiliki 3 putra dan putri, yang tertua berusia 10 tahun dan paling kecil berusia 2 tahun. []

Sami Al-Amour Meninggal di Penjara ‘Israel’

GAZA MEDIA, YERUSSALEM –  Kamis (18/11) dini hari , Sami Abed Al-Amour syahid di dalam penjara ‘Israel’ akibat kelalaian medis yang disengaja.

Dalam siaran pers terkini dari pusat informasi tahanan, mereka menyatakan bahwa Sami Al-Amour telah Syahid, ia berasal dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, ia telah dijatuhi hukuman 19 tahun penjara, dan telah ditahan sejak 2008. [Lihat Calon Istri Al Amour Menangis Mendapat Kabar Kematian Tersebut]

Kemarin, pihak tahanan memperingatkan memburuknya kesehatan Sami Abed Al-Amour yang semakin serius , dan dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka, di mana dia menjalani operasi jantung yang sulit.

Tahanan Al-Amour termasuk di antara 550 tahanan yang sakit di penjara “Israel”. []

 

Miqdad Qawasmeh Bebas Setelah Mogok Makan 113 Hari

GAZA MEDIA, RAMALLAH –   Miqdad Qawasmeh pemuda Palestina yang ditahan ‘Israel’ tanpa tuduhan telah mengakhiri mogok makannya selama 113 hari, setelah pihak berwenang ‘Israel’ setuju membebaskannya.

Miqdad Qawasmeh merupakan mahasiswa berusia 24 tahun. Ia telah menghabiskan sekitar empat tahun di penjara ‘Israel’ pada beberapa waktu terpisah sejak 2015. Januari lalu, dia ditangkap lagi dan ditahan tanpa tuduhan berdasarkan ‘informasi rahasia’, di bawah sistem penahanan administratif Israel, demikian dilaporkan The New Arab.

Pada akhir Juli, Qawasmeh memulai mogok makan terbuka untuk memprotes pembaruan perintah penahanan enam bulannya dan menuntut pembebasannya. Dia kemudian dipindahkan ke klinik penjara Israel di Ramleh, kemudian ke rumah sakit Kaplan Israel menyusul penurunan kesehatan yang serius.

Qawasmeh dilaporkan menderita masalah penglihatan, nyeri terus-menerus, detak jantung rendah dan ketidakmampuan untuk bergerak. Pada akhir Oktober, ibunya melaporkan bahwa petugas medis Israel secara paksa menyuntikkan nutrisi ke dalam tubuhnya melalui infus.

Omar Qawasmeh, ayah Miqdad, mengatakan kepada radio lokal pada hari Kamis bahwa “keluarga itu sangat gembira”, setelah menerima berita tentang kesepakatan Miqdad untuk mengakhiri mogok makan yang “hampir mengakhiri hidupnya”. []