Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, merilis sebuah rekaman terbaru dari seorang tahanan Israel yang mengkritik keras Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Rekaman tersebut dirilis Al-Qassam via channel Telegram mereka kemarin (7/12).
Dalam rekaman tersebut, tahanan yang diidentifikasi sebagai Metan Tzangauker menuduh Netanyahu bertanggung jawab atas penderitaan mereka di Gaza.
“Saya mendengar tentang rencanamu untuk membawa kami pulang, dan tentang tawaran 5 juta dolar bagi siapa saja yang bisa menyelamatkan kami,” ujar Tzangauker, yang mengaku telah ditahan selama lebih dari 420 hari.
“Saya sangat kecewa. Ini membuktikan bahwa Anda tidak memahami musuh Anda. Ini bukan hanya kegagalan Anda secara pribadi, tapi juga kegagalan pemerintah sejak 7 Oktober 2023.”
Dalam rekaman itu, Tzangauker juga mengungkapkan ketakutan yang ia alami setiap hari.
“Para penjaga memberi tahu kami tentang instruksi baru. Kami sangat takut. Saya dan teman-teman saya mati seribu kali setiap hari, tetapi tidak ada yang peduli. Warga Israel, jangan abaikan kami. Kami masih hidup dan ingin pulang sebelum kehilangan akal sehat.”
Kehidupan yang Berat di Penahanan
Tzangauker menceritakan penderitaan yang dialaminya selama di Gaza.
“Kesepian ini membunuh kami. Kegelapan itu menakutkan. Tidak masuk akal jika kami harus membayar kesalahan pemerintah. Sudah saatnya penderitaan ini diakhiri.”
Dalam pesan emosionalnya kepada sang ibu, ia mengatakan, “Ibu, aku melihatmu dan mendengar aktivitasmu. Aku senang kamu baik-baik saja. Aku berharap bisa segera bertemu denganmu, duduk bersama di meja makan, makan, minum, dan berbicara seperti dulu.”
Namun, kondisi kehidupan sehari-hari di penahanan sangat berat. “Kami hidup dengan makanan yang minim, air yang tidak layak minum, obat-obatan yang terbatas. Kami tinggal bersama tikus dan laba-laba. Tidak ada produk kebersihan sehingga kami terkena penyakit kulit dan ketombe. Bahkan sabun pun tidak tersedia.”
“Jangan Biarkan Netanyahu Tidur”
Tzangauker juga mengirimkan pesan langsung kepada warga Israel. “Warga Israel, keluargaku, teman-temanku, ibu, Dadou, Shani, nenek, pemerintah telah mengabaikan kami. Tolonglah, berdemonstrasilah di depan rumah Perdana Menteri. Jangan biarkan dia tidur sedetik pun. Kami menderita, dan dia serta keluarganya juga seharusnya merasakan penderitaan yang sama.”
Rekaman itu memperlihatkan keadaan psikologis tahanan yang penuh tekanan dan keputusasaan. Ia mengakhiri pesannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan rasa frustrasi para tahanan. “Mengapa ini memakan waktu begitu lama? Mengapa tidak ada kesepakatan? Mengapa kami masih di sini? Jangan lupakan kami.”
Awal pekan ini, Hamas mengumumkan 33 tahanan Israel tewas akibat serangan udara Israel di Gaza sejak serangan besar-besaran pada Oktober 2023.
Brigade Al-Qassam juga sebelumnya merilis rekaman tahanan Israel lainnya yang berbicara tentang penderitaan mereka dan meminta Netanyahu serta pemerintah Israel segera bertindak.
Sejumlah tahanan lain yang berbicara dalam rekaman-rekaman itu menuntut kesepakatan pertukaran tahanan segera. Mereka juga menyerukan aksi massa untuk menekan pemerintah Israel agar memprioritaskan pemulangan mereka dengan selamat.