Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pada Sabtu (26/10), tentara Israel menahan tenaga medis serta pasien yang terluka di Rumah Sakit Kamal Adwan. Demikian laporan kantor berita Anadolu pada Sabtu.
Pasukan Israel mengerebek RS Kamal Adwan pada Jumat di tengah serangan yang sudah berlangsung selama 22 hari.
Kementerian Kesehatan menyebutkan, “Pasukan pendudukan Israel telah menahan seluruh tenaga medis laki-laki, selain pasien yang terluka dan orang-orang sakit di Rumah Sakit Kamal Adwan.”
“Pihak Israel juga menahan para wanita di salah satu ruangan rumah sakit tanpa makanan dan air,” tambahnya.
Kementerian Kesehatan Gaza menyerukan kepada organisasi internasional dan kemanusiaan untuk segera turun tangan guna melindungi pasien dan tenaga medis yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Pada Jumat, kantor media pemerintah Gaza mengumumkan komunikasi dengan tim medis di dalam rumah sakit terputus setelah serangan pasukan Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan mereka kehilangan kontak dengan rumah sakit itu. Di mana ratusan pasien, orang-orang terluka, pengungsi, dan tenaga medis dilaporkan ditahan oleh pasukan Israel.
Dalam lebih dari satu tahun serangan di Gaza, tentara Israel kerap menyerang rumah sakit, tempat ibadah, dan sekolah—fasilitas sipil yang seharusnya dilarang menurut aturan perang.
Serangan darat dan pengeboman pasukan Israel terus terjadi di Gaza utara, saat pasukan Israel mendorong perpindahan paksa warga Palestina.
Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak serangan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Hamas pada tahun lalu.
Hingga saat ini, hampir 43.000 orang tewas—kebanyakan wanita dan anak-anak—dan lebih dari 100.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.