Tepi Barat sedang mengalami kekerasan dan ketegangan politik. Israel terus melancarkan serangan militer, sementara Otoritas Palestina (PA) menindak kelompok perlawanan. Selain itu, ada intervensi internasional yang semakin intens.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 12.100 warga Palestina ditangkap. PA terutama menargetkan pejuang perlawanan di Jenin.
Peran PA: Menjaga Keamanan atau Menindas?
Pasukan Israel terus menyerbu Tepi Barat sejak konflik Gaza dimulai, menyebabkan kekerasan dan ketakutan. Baru-baru ini, tentara Israel menangkap tujuh warga Palestina dalam razia.
PA juga menyerang pejuang perlawanan di Jenin. Mereka mengklaim tindakan ini untuk menjaga ketertiban dan melucuti senjata kelompok perusak. Namun, banyak yang berpendapat ini lebih mendukung kepentingan Israel dan AS.
Kritik terhadap PA
Banyak yang menilai PA lebih mementingkan kelangsungan hidupnya sendiri daripada perjuangan Palestina. Hamas mengkritik PA karena bertindak bertentangan dengan prinsip perlawanan.
Dukungan AS untuk PA
PA mendapatkan dukungan dari Israel, AS, dan negara-negara Arab seperti Yordania dan Mesir, yang khawatir dengan meningkatnya perlawanan di Tepi Barat. AS memberi bantuan logistik dan material kepada PA.
Namun, banyak warga Palestina yang merasa PA menindas perlawanan yang sah.
Pertempuran untuk Legitimasi
Konflik ini juga soal siapa yang lebih sah dalam memimpin. PA ingin menunjukkan bahwa mereka masih mitra yang dapat diandalkan, sementara kelompok perlawanan berjuang untuk mempertahankan kedaulatan Palestina.
Kekerasan yang terus meningkat membuat masa depan Tepi Barat semakin tidak jelas. Dukungan internasional mungkin membantu PA dalam jangka pendek, tapi bisa merusak legitimasi mereka dalam jangka panjang.