Thursday, December 5, 2024
HomeBeritaTurki di hadapan Iran: Suriah panas karena Assad abaikan tuntutan oposisi

Turki di hadapan Iran: Suriah panas karena Assad abaikan tuntutan oposisi

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengatakan pada Senin bahwa perkembangan terbaru di Suriah tidak bisa hanya diakibatkan oleh campur tangan luar, melainkan berasal dari masalah yang belum terselesaikan selama 13 tahun terakhir.

Dalam konferensi pers bersama rekannya dari Iran, Abbas Araghchi, yang sedang melakukan kunjungan resmi ke Turki, Fidan menyebut bahwa kesalahan besar yang dilakukan rezim Suriah adalah mengabaikan tuntutan sah dari oposisi dan tidak terlibat dalam proses politik.

“Alasan dimulainya kembali konflik besar di Suriah adalah karena masalah-masalah yang saling terkait di negara itu belum terselesaikan selama lebih dari 13 tahun,” ujar Fidan.

Fidan menambahkan perkembangan terbaru ini sekali lagi menunjukkan bahwa rezim Suriah harus berdamai dengan rakyatnya dan oposisi sah.

Dia menegaskan, Turki siap memberikan kontribusi yang diperlukan untuk tujuan ini dan tidak ingin melihat eskalasi lebih lanjut dalam perang saudara Suriah yang sudah berlangsung sejak 2011.

Fidan juga menekankan bahwa perundingan Astana untuk Suriah telah memastikan penghentian pertempuran yang “panas dan intens” di lapangan, dengan tujuan untuk mendorong keterlibatan politik rezim dengan oposisi.

Turki akan terus berkoordinasi dengan Iran, salah satu penjamin Proses Astana, dan mendukung integritas teritorial dan kesatuan Suriah.

Proses Astana dimulai pada 2017 dengan penjamin Turki, Rusia, dan Iran untuk menyelesaikan perang saudara Suriah.

Pada 27 November, pertempuran pecah antara pasukan rezim Assad dan kelompok bersenjata anti-rezim di pedesaan barat Aleppo, yang menandai eskalasi kembali setelah periode tenang dalam konflik.

Terkait hubungan bilateral dengan Iran, Fidan menyoroti bahwa kedua negara sedang bekerja pada mekanisme dan kesepakatan baru untuk memperkuat struktur hubungan mereka.

Fidan juga menambahkan bahwa mereka bertekad untuk mengubah wilayah perbatasan menjadi kawasan perdagangan dengan memperbaiki gerbang perbatasan dan jalur transportasi serta meluncurkan infrastruktur yang diperlukan.

Fidan menekankan pentingnya kerja sama dalam melawan terorisme. “Turki dan Iran akan terus bekerja sama melawan terorisme. Kita harus selalu menunjukkan perjuangan bersama melawan musuh bersama ini,” ujar Fidan.

Dia juga menyatakan bahwa Turki dan Iran sepakat untuk menghilangkan organisasi teroris seperti PKK, YPG, dan PJAK dari wilayah tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular