Saturday, March 1, 2025
HomeBeritaUNICEF: 500.000 anak Lebanon tak bisa sekolah akibat bombardir Israel

UNICEF: 500.000 anak Lebanon tak bisa sekolah akibat bombardir Israel

UNICEF melaporkan pada Jumat bahwa jumlah anak-anak yang tidak dapat bersekolah di Lebanon telah mencapai angka mengejutkan, yaitu 500.000 orang, seiring negara tersebut terus menghadapi dampak besar dari konflik dan tantangan sosial ekonomi yang berkepanjangan.

Dalam briefing pers mingguan yang diadakan di Jenewa, Ettie Higgins, Wakil Perwakilan UNICEF di Lebanon, memberikan pembaruan yang menggambarkan situasi yang sangat memprihatinkan.

Higgins menekankan dampak serius yang ditimbulkan oleh serangan Israel yang terus berlangsung di Lebanon, yang terutama dirasakan oleh anak-anak yang kini menghadapi trauma berat dan kesulitan hidup yang luar biasa.

Menurut laporan terbaru UNICEF, anak-anak di Lebanon, khususnya di wilayah seperti Baalbek dan Lembah Bekaa, masih mengalami penderitaan hebat meski gencatan senjata telah diberlakukan. Wilayah-wilayah padat penduduk ini sering menjadi sasaran serangan udara Israel, membuat anak-anak rentan tidak hanya terhadap bahaya fisik, tetapi juga kekurangan pangan.

“Lebih dari separuh anak-anak di bawah usia dua tahun di wilayah timur Lebanon mengalami ketidakamanan pangan yang parah. Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu,” ungkap Higgins, menyoroti kondisi yang semakin memburuk.

Krisis kemanusiaan di Lebanon semakin parah dengan ketidakstabilan ekonomi, pemogokan guru, serta dampak jangka panjang dari pandemi COVID-19, yang semakin melemahkan sistem pendidikan yang sudah rapuh.

Meski gencatan senjata antara Israel dan Lebanon telah diumumkan pada November lalu, angka kehadiran sekolah tetap rendah. Laporan UNICEF menyebutkan lebih dari 25% anak-anak di Lebanon masih tidak bersekolah pada bulan lalu.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular