Saturday, December 21, 2024
HomeHeadlineWarga Gaza utara tidak terima bantuan lebih dari 40 hari, kata PBB

Warga Gaza utara tidak terima bantuan lebih dari 40 hari, kata PBB

mengenai laporan bahwa beberapa penjarah mungkin dilindungi atau mendapat perlakuan pasif dari tentara Israel, Dujarric menyebut dugaan itu "sangat mengkhawatirkan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di bagian utara Jalur Gaza, di mana penduduk telah hidup tanpa bantuan memadai selama lebih dari 40 hari.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan upaya PBB untuk mengirimkan bantuan ke wilayah Beit Hanoun, Beit Lahiya, dan sebagian Jabalya terus terhambat.

“Bulan ini saja, dari 31 misi yang direncanakan, 27 ditolak, sementara empat lainnya terhambat berat dan tidak dapat menjalankan tugas penting yang diperlukan,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (21/11), dikutip dari Anadolu Agency.

Dujarric mengingatkan ancaman kelaparan besar berdasarkan peringatan dari Komite Review Kelaparan IPC. “Bagian utara Gaza menghadapi risiko kelaparan yang nyata. Tindakan darurat diperlukan dalam hitungan hari, bukan minggu,” tegasnya.

Situasi ini telah menyebabkan penutupan dapur umum dan roti, penghentian dukungan gizi, serta pemblokiran pengisian bahan bakar untuk fasilitas air dan sanitasi.

Bahkan upaya peningkatan layanan kesehatan darurat oleh PBB pun digagalkan.

Dujarric mengatakan, pada misi yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Rumah Sakit Kamal Adwan, hanya sebagian kecil suplai medis yang berhasil diserahkan karena intervensi pasukan Israel di pos pemeriksaan.

Kekerasan terhadap penjarah

Selain itu, PBB mengutarakan kekhawatiran atas laporan pembunuhan terhadap orang-orang yang diduga sebagai penjarah di Gaza.

Dujarric menilai tindakan tersebut “sistematis” dan harus segera dihentikan, mengingat hal ini menghalangi operasi penyelamatan serta membahayakan staf kemanusiaan.

Ia menekankan perlunya langkah-langkah mendesak, termasuk pembukaan lebih banyak jalur masuk ke Gaza serta pengembangan jalur distribusi internal.

“Sebagai pihak pendudukan, Israel bertanggung jawab penuh untuk memulihkan ketertiban dan keselamatan publik,” tegasnya.

Ketika ditanya mengenai laporan bahwa beberapa penjarah mungkin dilindungi atau mendapat perlakuan pasif dari tentara Israel, Dujarric menyebut dugaan itu “sangat mengkhawatirkan.”

Krisis ini menunjukkan kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk bertindak, guna meringankan penderitaan rakyat Gaza yang kini menghadapi bencana kemanusiaan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Qatar siap lanjutkan mediasi gencatan senjata Gaza

Baca juga: AS mulai ancam Turki jika tampung Hamas

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular