Sejumlah warga Palestina mengalami luka-luka dan gangguan pernapasan akibat kekerasan yang dilakukan oleh tentara Israel.
Selain itu serangan juga dilakukan oleh pemukim Yahudi dalam serangkaian penggerebekan di berbagai wilayah Tepi Barat pada Ahad (18/5) malam waktu setempat.
Palang Merah Palestina melaporkan bahwa tim medisnya memberikan pertolongan darurat kepada seorang pemuda yang dipukuli oleh tentara Israel setelah ditahan bersama sejumlah orang lainnya di Kota Nablus, Tepi Barat bagian utara.
Sementara itu, di selatan Nablus, kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan bahwa sejumlah warga mengalami sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan saat pemukim Yahudi dan tentara Israel menyerbu Desa Al-Lubban ash-Sharqiya.
Kekerasan serupa juga terjadi di wilayah barat Kota Salfit, tepatnya di dua kota kecil, Kafr ad-Dik dan Buruqin.
Menurut laporan WAFA, pasukan Israel memecahkan kaca-kaca kendaraan milik warga selama penggerebekan yang masih berlangsung hingga kini.
Sejak Rabu (14/5) malam, tentara Israel terus mengepung Buruqin dengan dalih mencari pelaku penembakan yang menewaskan seorang warga Israel dan melukai suaminya pada hari yang sama.
Selama pengepungan, terjadi penggeledahan besar-besaran yang diwarnai penganiayaan terhadap warga dan perusakan harta benda mereka.
Penangkapan dan penggerebekan
Di wilayah timur Tepi Barat, tepatnya di Provinsi Tubas, seorang pemuda Palestina ditangkap oleh pasukan Israel di pos pemeriksaan militer Hamra saat melintas di sana. Pemuda tersebut berasal dari Kota Tammun, sebelah tenggara Tubas.
Tak jauh dari sana, di Kota Hebron, Tepi Barat selatan, pasukan Israel menggerebek rumah-rumah milik mantan tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan dalam sebuah kesepakatan pertukaran tahanan. Penggerebekan itu menyebabkan kerusakan parah pada isi rumah.
Selain itu, pasukan Israel juga masuk ke Kota Idhna, sebelah barat Hebron, dan menggeledah rumah-rumah warga di kawasan Wadi al-Bir.
Situasi mencekam juga terjadi di Kota Beit Fajjar, selatan Betlehem, ketika pasukan Israel menangkap dua anak setelah menggerebek rumah-rumah mereka sebelum kemudian menarik diri dari lokasi.
Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel turut memasuki kawasan Gereja Kelahiran di Betlehem, situs yang dihormati umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.
Penggerebekan juga berlangsung di Kota Qalqilya, Tepi Barat bagian utara, di mana pasukan Israel dilaporkan melakukan aksi serupa.
Eskalasi kekerasan di tengah serangan di Gaza
Aksi kekerasan di Tepi Barat terjadi seiring dengan serangan militer Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Menurut data otoritas Palestina, lebih dari 969 warga Palestina tewas dan sekitar 7.000 lainnya luka-luka di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur akibat meningkatnya serangan dari tentara Israel dan pemukim Yahudi.
Di Jalur Gaza sendiri, serangan yang didukung penuh oleh Amerika Serikat tersebut telah menewaskan dan melukai lebih dari 174.000 warga Palestina, mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi.
Kekerasan yang terus berlangsung di seluruh wilayah pendudukan Palestina memperkuat kekhawatiran komunitas internasional terhadap meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia dan eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.