Husam Shabat, jurnalis Aljazeera Mubasher yang bertugas di utara Gaza, mengungkapkan, dirinya menerima kampanye ancaman pembunuhan dari ekstremis Israel. Demikian dilaporkan situs Aljazeera.net pada Kamis (24/10).
Shabat juga mengatakan akun-akun media sosialnya kerap menjadi target pelaporan massal.
Dalam unggahannya di platform X, Shabat mengungkapkan bahwa “Tentara pendudukan Israel menyebarkan dokumen-dokumen palsu yang menuduh kami, wartawan terakhir yang masih tersisa di Gaza Utara, sebagai teroris. Tuduhan-tuduhan palsu ini merupakan ancaman pembunuhan dan upaya jelas untuk membenarkan pembunuhan terhadap kami di masa depan.”
Ia menambahkan, “Setelah pembunuhan rekan kami, Ismail Al-Ghoul, Israel merilis dokumen yang mengklaim bahwa Al-Ghoul telah mendapatkan pangkat militer pada Juli 2007, ketika dia baru berusia 10 tahun.”
Shabat menyatakan bahwa meskipun ada ancaman dan tuduhan palsu dari Israel, ia dan rekan-rekannya akan terus melaporkan kejahatan yang terjadi di Gaza Utara.
Aljazeera kecam tuduhan Israel
Aljazeera, pada Rabu, mengecam tuduhan palsu yang dilontarkan tentara Israel terhadap para jurnalisnya di Gaza. Mereka menilai tuduhan itu sebagai upaya terang-terangan untuk membungkam segelintir jurnalis yang masih tersisa di kawasan tersebut.
Pernyataan ini muncul setelah juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengklaim dokumen dari Hamas dan Jihad Islam yang ditemukan di Gaza menunjukkan keterlibatan enam jurnalis Aljazeera dengan kedua organisasi tersebut.
Aljazeera menegaskan, tuduhan tidak berdasar itu muncul setelah media tersebut mengungkapkan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Mereka juga memperingatkan tuduhan ini bisa digunakan sebagai alasan untuk menargetkan para jurnalisnya.
Selama dua tahun terakhir, Israel telah membunuh sejumlah jurnalis di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Shireen Abu Akleh, Samer Abu Daqa, Hamza Al-Dahdouh, dan Ismail Al-Ghoul, yang semuanya tewas saat menjalankan tugas jurnalistik mereka.
Aljazeera mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna melindungi para jurnalis dan menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap pekerja media.