Surat kabar Washington Post mengutip hasil investigasi Israel yang menyebut bahwa Israel meremehkan kemampuan gerakan Hamas sebelum serangan Thaufan Al-Aqsa.
Menurut laporan tersebut, beberapa perwira Israel sempat mengadakan pertemuan beberapa jam sebelum serangan pada 7 Oktober 2023.
Hal itu terjadi setelah mendeteksi “sinyal-sinyal yang mencurigakan”.
Namun, para perwira itu menyimpulkan bahwa tidak ada ancaman yang segera terjadi dan gagal memprediksi serangan dari perlawanan Palestina.
Pejabat militer Israel mengatakan bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya intelijen dan perencanaan yang buruk.
Selain itu, mereka juga menyebut bahwa salah satu faktor utama adalah gagal memahami pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Menurut sumber yang sama, militer Israel meyakini bahwa Sinwar lebih tertarik pada konsesi ekonomi dari Israel untuk mengelola Gaza daripada berperang.
“Namun tidak ada satu pun pejabat pemerintah Israel yang bisa membayangkan apa yang terjadi,” katanya.
Kesalahan dalam penilaian
Seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa penilaian mereka didasarkan pada asumsi bahwa Hamas tidak menginginkan perang. Mereka juga berangapan bahwa Hamas tidak mampu melancarkan serangan sebesar itu.
“Tidak ada komandan lapangan atau pejabat intelijen yang disalahkan secara langsung,” katanya.
Namun, lanjutnya, investigasi tersebut memberikan sejumlah rekomendasi bagi militer Israel.
Termasuk meningkatkan kemampuan analisis di divisi intelijen serta mengubah budaya kerja yang terlalu bergantung pada asumsi.
Sebelumnya, militer Israel telah mempublikasikan hasil investigasinya terkait kegagalan dalam memprediksi dan bersiap menghadapi serangan Thaufan Al-Aqsa.
Hasil investigasi itu menunjukkan pengakuan dari pihak militer bahwa kegagalan mereka sangat besar di semua tingkatan.
Selain itu, disebutkan bahwa kegagalan tersebut tidak hanya karena kelalaian pada hari kejadian.
Tetapi kegagalan itu merupakan tanggung jawab penuh dari militer, meskipun cakupan tanggung jawabnya lebih luas dan tidak hanya terbatas pada militer saja.