Friday, October 10, 2025
HomeBeritaWHO: Biaya rehabilitasi sektor kesehatan Gaza capai lebih USD 7 miliar

WHO: Biaya rehabilitasi sektor kesehatan Gaza capai lebih USD 7 miliar

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa biaya untuk membangun kembali sektor kesehatan di Jalur Gaza akan melampaui 7 miliar dolar AS, mencakup tahap tanggap darurat, pemulihan awal, hingga kebutuhan jangka panjang.

Dalam konferensi pers di Kairo, Direktur Regional WHO untuk kawasan Mediterania Timur, Dr. Hanan Balkhy, menjelaskan bahwa rencana pemulihan tersebut tidak hanya menargetkan pembangunan infrastruktur, tetapi juga pemulihan layanan dasar bagi warga yang terdampak perang.

“Langkah pertama kami adalah menghidupkan kembali rumah sakit dan, pada saat yang sama, menangani krisis kelaparan serta gizi buruk,” kata Balkhy.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah sangat terlambat, terutama ketika otoritas kesehatan Palestina melaporkan kematian 455 orang — termasuk 151 anak, sebagian besar berusia di bawah lima tahun — akibat kekurangan gizi sejak Januari lalu.

Balkhy menekankan bahwa selama masa perang, WHO tidak pernah meninggalkan Gaza, melainkan terus memberikan layanan medis dan bantuan darurat bagi warga sipil.

“Kami tetap hadir di lapangan dan menjadi penyedia utama obat-obatan dan pasokan medis, dengan dukungan untuk lebih dari 22 juta perawatan dan operasi,” ujarnya.

Menurut WHO, proses rekonstruksi akan menjadi salah satu tantangan kemanusiaan terbesar di abad ini, mengingat lebih dari 90 persen fasilitas kesehatan di Gaza rusak atau hancur akibat serangan.

Selain perbaikan fisik, organisasi itu juga memprioritaskan pemulihan tenaga medis, rantai pasokan obat, serta layanan gizi dan kesehatan ibu-anak.

Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS), Israel melancarkan serangan militer yang menyebabkan kehancuran hampir total terhadap sistem kesehatan Gaza.

Serangan tersebut menewaskan lebih dari 67 ribu orang dan melukai lebih dari 169 ribu lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

“Tanpa gencatan senjata yang permanen dan akses penuh untuk bantuan kemanusiaan, tidak ada sistem kesehatan yang bisa bertahan atau pulih sepenuhnya,” pungkas Balkhy menutup dengan peringatan tegas.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler