Tuesday, November 25, 2025
HomeBeritaYerusalem panas: Dua acara Palestina dilarang, anak-anak diusir dari Panggung

Yerusalem panas: Dua acara Palestina dilarang, anak-anak diusir dari Panggung

Atas perintah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, otoritas Israel kembali melarang dua kegiatan publik di Yerusalem hanya dalam kurun 3 hari.

Larangan terbaru menyasar sebuah acara yang digelar Minggu kemarin oleh Multeqa asy-Syabab at-Turatsi al-Maqdisi—Forum Pemuda Warisan Budaya Yerusalem—yang mengusung tema “Mimpi di Bawah Pohon Zaitun” dan berlangsung di Teater Nasional Palestina (Al-Hakawati).

Begitu anak-anak naik ke panggung untuk mempersiapkan pertunjukan musik bersama, aparat intelijen Israel langsung menerobos masuk.

Kericuhan pun terjadi antara petugas dan para hadirin, termasuk Direktur Forum Pemuda, Muhammad al-Awwar.

Sebelum penggerebekan itu, sebanyak 70 anak, remaja, dan pemuda—para peserta forum—telah berkumpul untuk menampilkan rangkaian karya seni.

Karya seni tersebut, menurut penyelenggara, bernapaskan ruh Yerusalem dan memadukan musik Timur, tarian dabke, dan paduan suara.

“Tempat tradisi bertemu mimpi dan masa depan di bawah pohon zaitun,” katanya.

Di pintu masuk teater, tertempel surat perintah resmi yang ditandatangani Ben-Gvir. Dalam dokumen itu, ia menuduh kegiatan tersebut diselenggarakan dengan dukungan Otoritas Palestina.

Selain itu, disebutkan bahwa acara itu diadakan tanpa memperoleh izin tertulis sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 3 (a) Undang-Undang Penerapan Kesepakatan Sementara mengenai Tepi Barat dan Gaza tahun 1994.

Berdasarkan Pasal 3 (b), Ben-Gvir memerintahkan “pelarangan penyelenggaraan kegiatan di lokasi tersebut, atau di tempat mana pun di dalam wilayah Israel.”

Setibanya di aula teater yang menjadi lokasi kegiatan, aparat intelijen langsung meneror para peserta dengan teriakan serta perintah agar ruangan dikosongkan dalam waktu lima menit.

Pada saat itu, sejumlah anak masih berada di atas panggung sambil memeluk alat musik yang sudah mereka siapkan untuk penampilan kolaboratif.

Sumber Al Jazeera mengonfirmasi bahwa beberapa diplomat hadir mewakili Kedutaan Besar Prancis, Denmark, dan perwakilan Uni Eropa.

Sumber tersebut menegaskan bahwa Otoritas Palestina tidak memiliki keterlibatan apa pun dalam penyelenggaraan acara, termasuk dalam pembiayaan, dan seluruh dukungan berasal dari lembaga-lembaga Eropa.

Dalam rekaman video yang beredar, tampak anak-anak ketakutan sementara orangtua berusaha menenangkan mereka di halaman Teater Nasional Palestina.

Kepanikan merambat di antara peserta kecil yang baru hendak tampil.

Penggerebekan kedua dalam beberapa hari

Insiden ini merupakan penggagalan kegiatan kedua di Yerusalem dalam waktu kurang dari sepekan.

Sebelumnya, intelijen Israel telah memberi tahu panitia sebuah bazar yang rencananya digelar dua hari di Biara “Abina Ibrahim” di kawasan Ras al-Amud, bagian dari permukiman Silwan, bahwa acara tersebut dilarang dilaksanakan.

Bazar tersebut sedianya menjadi ruang bagi 100 pelaku usaha kecil dari Yerusalem, lengkap dengan kegiatan bernuansa budaya dan acara untuk anak-anak.

Israel mengklaim bahwa kegiatan semacam ini diselenggarakan atau didanai oleh Otoritas Palestina.

Sebuah alasan yang kerap digunakan untuk membatalkan aktivitas publik Palestina di Yerusalem, kota yang oleh Israel diklaim berada sepenuhnya di bawah “kedaulatan Israel,” sehingga otoritas Palestina dianggap tidak memiliki kewenangan apa pun.

Pada 10 Oktober lalu, intelijen Israel juga menyerbu kantor Perhimpunan Lembaga Amal di Yerusalem dan melarang penyelenggaraan pertemuan gabungan klub olahraga, lembaga kebudayaan, dan organisasi sosial di lokasi tersebut dengan alasan yang sama: dugaan keterlibatan Otoritas Palestina.

Sejumlah penyelenggara dipanggil untuk investigasi kala itu.

Kini, Direktur Forum Pemuda Warisan Budaya Yerusalem, Muhammad al-Awwar, bersama beberapa rekannya, kembali menjalani pemeriksaan terkait kegiatan yang dibubarkan pada Minggu kemarin.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler