Sebanyak 34 tahanan Palestina asal Gaza Utara dibebaskan dari penjara Israel pada Kamis (5/12), dengan kondisi menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, serta kelemahan dan kelelahan yang parah.
Dikutip dari Anadolu Agency, tahanan langsung dibawa ke Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, Gaza Selatan, melalui perbatasan Kerem Shalom.
Tim medis segera melakukan pemeriksaan dan memberikan perawatan kesehatan kepada mereka.
“Saat tiba, mereka tampak sangat lemah dan kelelahan, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda penyiksaan,” ujar sumber tersebut.
Para tahanan ini sebelumnya ditangkap oleh militer Israel dari berbagai wilayah di Gaza Utara, terutama dari kota Beit Lahia dan kamp pengungsi Jabalia.
Penangkapan terjadi selama operasi militer besar-besaran yang telah berlangsung selama 62 hari.
Kantor Media Gaza melaporkan bahwa sejak 5 Oktober, Israel telah menahan lebih dari 1.750 warga Palestina dari Gaza Utara.
Israel mengklaim operasi darat besar-besaran di Gaza Utara bertujuan mencegah kelompok perlawanan Hamas untuk kembali bangkit.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki wilayah tersebut dan memaksa penduduknya mengungsi secara paksa.
Sejak awal operasi, bantuan kemanusiaan termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
Kondisi ini membuat sekitar 80.000 penduduk Gaza Utara berada di ambang kelaparan.
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas atau hilang akibat serangan tersebut.
Serangan ini merupakan bagian dari konflik mematikan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 44.500 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di wilayah tersebut.
Baca juga: Tokoh Syiah Irak tidak ingin campuri urusan Suriah
Baca juga: WHO evakuasi 11 pasien kanker dari Gaza ke Yordania