Militer Israel dilaporkan secara sistematis menghancurkan rumah sakit di Gaza utara, mengakibatkan 40.000 warga Palestina kehilangan akses ke layanan kesehatan, kata Kantor Media Gaza pada Jumat.
Tindakan ini dianggap sebagai eskalasi berbahaya di tengah kurangnya respons dari komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB.
Kantor tersebut menyebutkan bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan dihancurkan dan direktur rumah sakit, Dr. Hussam Abu Safiya, ditangkap dan disiksa.
Selain itu, ancaman terhadap rumah sakit lain, seperti Rumah Sakit Indonesia dan Al-Awda, semakin meningkat.
Tindakan ini dianggap sebagai bagian dari rencana untuk memaksa pemindahan warga Palestina dari Gaza utara, yang dinilai sebagai pembersihan etnis.
Kantor Media Gaza menyalahkan Israel dan sekutunya atas kebijakan agresif ini, serta menyerukan tindakan konkret dari PBB dan organisasi internasional untuk menghentikan kejahatan ini dan memastikan pertanggungjawaban.
Sejak Oktober 2023, perang militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.650 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Pengadilan Pidana Internasional juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang terkait Gaza.