Tentara Israel mengungkapkan bahwa mereka membunuh warga sipil Palestina yang memasuki bangunan yang sebelumnya menjadi sasaran serangan di Gaza, menurut laporan media.
Haaretz melaporkan bahwa tentara Israel tidak memperbarui daftar sasaran mereka di Gaza, sehingga siapa pun yang memasuki bangunan tersebut, termasuk warga sipil, berisiko diserang.
Tentara mengklaim jumlah korban mereka hanya mencakup pejuang yang telah dipastikan, namun kesaksian tentara yang bertugas di Gaza menunjukkan kenyataan yang berbeda.
Seorang petugas penargetan menjelaskan bahwa bangunan yang sudah diserang tetap dianggap aktif, meski pejuangnya sudah tewas.
Di beberapa wilayah, petunjuk diberikan untuk menargetkan siapa saja yang memasuki bangunan, bahkan jika mereka hanya mencari tempat berteduh dari hujan.
Selain itu, seorang mantan perwira mengatakan penembak jitu diberi izin untuk menganggap warga sipil yang memasuki area tertentu sebagai pejuang. “Kami membunuh warga sipil yang kemudian dihitung sebagai ‘teroris’,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan lebih dari 45.000 orang tewas sejak perang dimulai.
Namun, Israel membantah angka tersebut dan tidak mempublikasikan jumlah kematian warga sipil Palestina dalam perang ini.
Militer Israel mengklaim bahwa dari jumlah korban yang tewas, sekitar 14.000 diperkirakan adalah pejuang.
Perang ini dimulai setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pada 21 November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional.