Iran melancarkan serangan rudal ke sejumlah kota di Israel, termasuk Tel Aviv dan kota pelabuhan Haifa, pada Senin dini hari waktu setempat. Serangan tersebut menghancurkan sejumlah rumah dan meningkatkan kekhawatiran para pemimpin dunia, yang tengah berkumpul dalam pertemuan G7, akan potensi meluasnya konflik kawasan.
Menurut layanan darurat nasional Israel, sedikitnya lima orang tewas akibat serangan terbaru ini, menjadikan total korban jiwa di pihak Israel sejak Jumat lalu mencapai 18 orang.
Lebih dari 100 orang lainnya dilaporkan luka-luka akibat gelombang serangan yang disebut sebagai balasan Iran atas serangan Israel terhadap program nuklir dan rudal balistik Iran.
Di Haifa, operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Sekitar 30 orang mengalami luka-luka, menurut otoritas setempat. Media lokal melaporkan adanya kebakaran di fasilitas pembangkit listrik dekat pelabuhan.
Rekaman video menunjukkan sejumlah rudal melintasi langit Tel Aviv. Suara ledakan terdengar di berbagai titik, termasuk di atas Yerusalem. Di Tel Aviv, beberapa bangunan hunian di kawasan padat penduduk hancur, dan jendela hotel serta rumah-rumah di sekitar lokasi pecah terkena dampak ledakan.
Kantor cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat yang berada beberapa ratus meter dari lokasi juga terkena imbas, meski tidak ada korban luka dilaporkan.
Seorang warga Tel Aviv, Guydo Tetelbaun (31), menceritakan detik-detik saat rudal menghantam. “Seperti biasa, kami masuk ke tempat perlindungan yang ada di seberang jalan. Tak lama kemudian, pintunya terbuka akibat ledakan. Beberapa orang masuk dengan tubuh penuh luka. Setelah semuanya tenang, kami kembali ke apartemen, dan melihat dinding-dinding runtuh dan kaca hancur,” ujarnya.
Serangan juga menghantam wilayah dekat pasar Shuk HaCarmel di Tel Aviv yang biasanya ramai oleh penduduk dan wisatawan. Serangan lainnya menghantam kawasan permukiman di Petah Tikva serta sebuah sekolah di kota Bnei Brak, yang mayoritas dihuni komunitas Yahudi ultra-Ortodoks.
Strategi Baru
Korps Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa serangan kali ini menggunakan metode baru yang mampu mengacaukan sistem pertahanan berlapis Israel.
“Inovasi dan kemampuan yang digunakan dalam operasi ini—meskipun ada dukungan penuh dari Amerika Serikat dan kekuatan Barat serta teknologi pertahanan tercanggih—berhasil membuat rudal-rudal menghantam target secara maksimal di wilayah pendudukan,” bunyi pernyataan resmi Garda Revolusi.
Militer Israel belum memberikan tanggapan atas serangan tersebut. Namun, para pejabat sebelumnya telah mengakui bahwa sistem pertahanan “Iron Dome” tidak sepenuhnya kedap dan memperingatkan bahwa hari-hari ke depan akan penuh tantangan.
Sementara itu, jumlah korban jiwa di Iran juga terus bertambah. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan bahwa sedikitnya 224 orang tewas, dengan 90 persen di antaranya merupakan warga sipil.
Pagi ini, militer Israel kembali melancarkan serangan balasan ke sejumlah pusat komando milik Garda Revolusi dan militer Iran.