Friday, July 4, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Trump lampaui garis merah dengan intervensi dalam sidang Netanyahu

Media Israel: Trump lampaui garis merah dengan intervensi dalam sidang Netanyahu

Sejumlah analis politik Israel menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah melampaui “garis merah” dengan pernyataannya yang menekan Israel agar menghentikan proses hukum terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Trump bahkan mengancam akan menghentikan bantuan miliaran dolar yang selama ini diberikan AS jika persidangan tetap berlanjut.

Dalam pernyataannya sebelumnya, Trump secara terbuka meminta agar sidang Netanyahu dibatalkan.

“Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar setiap tahun untuk melindungi dan mendukung Israel, jauh lebih banyak dari negara mana pun. Kami tidak akan mentoleransi ini,”tegasnya.

Hal ini merujuk pada kelanjutan proses hukum terhadap Netanyahu, yang saat ini juga menjadi subjek tuntutan di Mahkamah Pidana Internasional.

Menanggapi hal itu, saluran berita Israel Channel 12 melaporkan bahwa sidang-sidang Netanyahu yang sedianya digelar pekan depan telah dibatalkan.

Informasi ini muncul setelah Netanyahu mengikuti pertemuan tertutup di Pengadilan Distrik Yerusalem.

Koresponden urusan internasional Channel 12, Keren Betzalel, menyatakan bahwa pernyataan Trump menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan bantuan militer AS ke Israel, yang selama ini bernilai miliaran dolar.

“Jika persidangan ini tidak dibatalkan, apa yang akan terjadi dengan dana bantuan itu?” ujar Betzalel.

Ia juga menambahkan bahwa bantuan tersebut bukanlah untuk kepentingan Netanyahu secara pribadi, melainkan untuk negara Israel secara keseluruhan.

Ia juga menyinggung bahwa paket bantuan ke Israel disepakati lintas partai—baik Demokrat maupun Republik—dan nilainya meningkat signifikan sejak Presiden Barack Obama menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran satu dekade lalu.

Meski menyatakan keterkejutan atas campur tangan Trump dalam proses peradilan, Betzalel mengaku tidak memahami kaitan langsung antara sidang pengadilan dan bantuan militer.

Merekrut mata-mata

Di sisi lain, Channel 12 juga melaporkan adanya dugaan upaya spionase Iran yang nyaris berhasil di wilayah Israel.

Menurut analis politik Dana Weiss, sebuah alat peledak ditemukan ditanam di dekat kediaman Menteri Pertahanan Israel Katz di Kfar Haim. Bahan peledak itu diduga dirancang untuk meledak saat menteri melintas.

Dua warga Israel—Rou’i Mazrahi dan rekannya Almog Atias—dituduh sebagai pelaksana operasi tersebut.

Atias disebut menerima bayaran besar untuk bergabung dalam jaringan tersebut. Keduanya diketahui menempatkan kamera pengintai serta alat peledak di sekitar rumah Menteri Katz.

Laporan juga menyebut keduanya berdebat mengenai kompensasi dari Iran untuk membunuh seorang ilmuwan di Institut Weizmann.

Aparat keamanan dalam negeri Israel (Shin Bet) dilaporkan berhasil menggagalkan rencana itu pada saat-saat terakhir.

Kedua tersangka kini menghadapi dakwaan berat, termasuk berkolaborasi dengan agen asing. Khusus untuk Mazrahi, jaksa menambahkan pasal yang lebih serius, yakni “membantu musuh selama masa perang”.

Kasus ini memperlihatkan tingkat kerentanan Israel terhadap infiltrasi asing, di tengah ketegangan regional yang meningkat dan tekanan politik dalam negeri yang semakin tajam.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular