Thursday, July 3, 2025
HomeBeritaTrump: Saya akan tegas terhadap Netanyahu soal penghentian perang Gaza

Trump: Saya akan tegas terhadap Netanyahu soal penghentian perang Gaza

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan akan bersikap tegas terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan mendatang mereka di Gedung Putih, khususnya menyangkut upaya mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Ia juga menegaskan bahwa isu Gaza dan Iran akan menjadi pokok pembahasan utama dalam pertemuan tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Trump pada Selasa (1/7) waktu setempat saat berbicara kepada wartawan sebelum berangkat ke pusat penahanan migran di Everglades, Florida.

“Netanyahu akan datang ke sini, dan kami akan membicarakan banyak hal, termasuk keberhasilan luar biasa yang telah kami capai terhadap Iran,” ujar Trump.

Tak lama kemudian, Trump menegaskan bahwa ia akan bersikap tegas kepada Netanyahu mengenai pentingnya mengakhiri perang Gaza.

“Saya kira kita akan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang ini pekan depan,” tegasnya.

Sejak 13 Juni lalu, Israel melancarkan perang terhadap Iran dengan dukungan penuh dari Washington.

Serangan yang berlangsung selama 12 hari itu menargetkan fasilitas nuklir, instalasi sipil, serta tokoh militer dan ilmuwan Iran.

Teheran membalas dengan meluncurkan rudal balistik dan drone ke pangkalan militer dan intelijen Israel.

Puncaknya terjadi pada 22 Juni ketika AS menyerang fasilitas nuklir Iran dan mengklaim telah “menghentikan” program nuklir negara tersebut. Sebagai balasan, Iran menggempur Pangkalan Udairi di Qatar.

Dua hari kemudian, Washington mengumumkan gencatan senjata antara Tel Aviv dan Teheran.

Witkoff dan Dermer bertemu

Di tengah dinamika ini, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steven Witkoff, dijadwalkan bertemu Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer di Washington, Selasa.

Menurut laporan situs Axios, pertemuan itu akan membahas rencana AS untuk fase “pasca-perang” di Gaza, termasuk kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari dengan Hamas.

Whitkoff disebut tengah menjalin komunikasi intensif dengan pejabat Qatar dan Mesir guna menyusun proposal baru yang lebih dapat diterima oleh semua pihak.

Ia juga menegaskan bahwa Trump berniat untuk “mendorong kuat” tercapainya kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.

Namun seorang pejabat Israel mengungkap kepada Axios bahwa gagasan Trump terkait masa depan Gaza masih sangat umum.

Tel Aviv, katanya, terbuka untuk menyesuaikan redaksi kesepakatan agar lebih dapat diterima oleh Hamas, tetapi menolak menyetujui penghentian perang secara mutlak di tahap ini.

Tawaran Trump

Menurut laporan Israeli Broadcasting Authority, kunjungan mendatang ini merupakan lawatan keempat Netanyahu ke AS sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, dan yang ketiga sejak Trump memulai masa jabatan keduanya pada Januari 2025.

Trump disebut tengah mengupayakan sebuah “kesepakatan besar” yang mencakup penghentian perang, pembebasan tawanan, serta dorongan baru bagi proses normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab.

Beberapa hari terakhir, Trump secara terbuka menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang Gaza “sangat dekat.”

Ia juga disebut tengah menjajaki peluang memperluas kesepakatan normalisasi, mengikuti jejak Perjanjian Abraham pada masa jabatan pertamanya.

Namun, perdamaian di Gaza masih menghadapi jalan terjal. Hamas telah menyatakan kesiapan untuk membebaskan seluruh tawanan Israel secara bersamaan, asalkan perang dihentikan, pasukan Israel ditarik dari Gaza, dan para tahanan Palestina dibebaskan.

Sebaliknya, Netanyahu justru dinilai terus menghambat tercapainya kesepakatan damai.

Ia membatalkan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata yang sudah disepakati pada Januari lalu, dan terus menambah syarat baru, termasuk pelucutan senjata perlawanan Palestina serta usulan untuk kembali menduduki Jalur Gaza secara penuh.

Tel Aviv memperkirakan ada sekitar 50 tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Di sisi lain, lebih dari 10.400 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara Israel, di mana banyak di antaranya menjadi korban penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut laporan kelompok HAM.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan dan melukai sekitar 190.000 warga Palestina—mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Lebih dari 11.000 orang masih hilang, sementara ratusan ribu lainnya mengungsi di tengah bencana kelaparan yang telah merenggut nyawa banyak anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular