Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan tengah menyiapkan rencana untuk menganeksasi sebagian wilayah Jalur Gaza, menurut laporan media Israel Haaretz, Senin (28/7/2025). Langkah ini disebut sebagai upaya mempertahankan dukungan dari Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang berasal dari kubu sayap kanan.
Menurut sejumlah pejabat senior yang dikutip Haaretz, rencana tersebut dimulai dari penguasaan zona buffer (penyangga), kemudian akan diperluas ke wilayah Gaza utara, dan pada akhirnya mencakup seluruh Jalur Gaza.
Rencana ini dikabarkan telah mendapat lampu hijau dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, disebut telah mempresentasikan rencana tersebut kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang kemudian menyampaikan dukungan dari Gedung Putih.
Netanyahu disebut awalnya menolak gagasan perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, karena tekanan dari mitra koalisi ekstrem kanan, ia disebut berubah sikap dan kini mempertimbangkan aneksasi demi menyelamatkan pemerintahan koalisinya yang rapuh.
Sementara itu, saluran berita Israel Channel 13 melaporkan bahwa militer Israel akan mengajukan rencana kepada kabinet keamanan untuk mengambil alih 90 hingga 100 persen wilayah Gaza. Menurut sejumlah dokumen yang bocor pada Mei lalu, pemerintah Israel telah menyetujui rencana pendudukan militer penuh terhadap wilayah tersebut.
Channel 12 menambahkan bahwa rencana tersebut mencakup pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah utara ke selatan Gaza. Seorang pejabat tinggi di kantor Netanyahu menyatakan bahwa strategi ini telah mendapatkan persetujuan penuh dari kabinet.
Sumber lain yang dikutip Reuters menyebut bahwa operasi ini dapat berkembang menjadi kontrol penuh atas seluruh Jalur Gaza.
Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan dan pemimpin Partai Zionisme Religius, secara konsisten menyerukan agar Israel mengambil alih Gaza secara permanen. Pada 5 Mei lalu, ia menyatakan bahwa Israel tidak akan mundur setelah menduduki wilayah tersebut. Ia juga secara terbuka menyerukan penghancuran total sejumlah kota di Gaza, termasuk Rafah, Deir al-Balah, dan Nuseirat.
“Tidak ada kompromi. Penghancuran total. Tidak ada ruang untuk penafsiran,” ujarnya dalam pernyataan publik.
Menurut laporan media Israel pada Ahad (27/7), Smotrich marah atas keputusan Netanyahu yang mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sumber yang dekat dengannya menyebutkan bahwa ia mempertimbangkan untuk keluar dari koalisi, sehingga memicu ketegangan politik internal di pemerintahan.