Penasihat media Kepala Biro Politik Hamas, Taher el-Nounou, menyatakan bahwa gerakan Hamas telah menjalankan tanggung jawabnya kepada rakyat Palestina untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan di tengah proses perundingan gencatan senjata yang masih menghadapi kebuntuan, yang menurut el-Nounou disebabkan oleh apa yang ia sebut sebagai “pengulur-uluran” dari pihak Israel.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera Mubasher, el-Nounou menegaskan bahwa proposal gencatan senjata yang telah disetujui oleh Hamas tidak memuat klausul apa pun terkait perlucutan senjata kelompok perlawanan.
Ia juga menyampaikan bahwa hingga kini Hamas belum menerima syarat-syarat resmi dari pihak Israel terkait rancangan kesepakatan tersebut, namun menegaskan bahwa segala kemungkinan masih bisa terjadi.
Lebih lanjut, el-Nounou menyatakan bahwa Hamas tidak keberatan dengan pembentukan Komite Administrasi Gaza, dan siap mendukung dimulainya kerja komite tersebut secepatnya.
Komite ini merupakan bagian dari rencana rekonstruksi Gaza yang diinisiasi oleh negara-negara Arab dan Islam, serta disusun oleh Mesir. Dalam rencana tersebut, akan dibentuk komite beranggotakan 15 orang yang seluruhnya berasal dari kalangan non-partisan. Komite ini akan menjalankan pemerintahan transisi di Gaza selama enam bulan, sebelum kewenangan diserahkan kepada Otoritas Palestina.
Hamas secara resmi telah mengumumkan persetujuannya terhadap proposal gencatan senjata di Jalur Gaza.
