Thursday, September 18, 2025
HomeBeritaANALISIS - Mengapa perlawanan belum merespons invasi darat Israel ke Gaza?

ANALISIS – Mengapa perlawanan belum merespons invasi darat Israel ke Gaza?

Serangan darat Israel yang dimulai sejak lebih dari 36 jam lalu di bagian utara Gaza belum memunculkan respons berarti dari kelompok perlawanan Palestina.

Menurut analis militer dan strategi, Mayjen (Purn) Fayez al-Duwairi, hal itu terjadi karena pergerakan pasukan Israel sangat lamban dan terbatas, sehingga belum ada kontak langsung dengan pasukan perlawanan.

Al-Duwairi menjelaskan, unit-unit yang dikerahkan Israel bergerak dalam skala kecil dan dengan tempo yang sangat lambat.

Mereka beroperasi di wilayah yang pada dasarnya sudah kosong dari kehadiran pejuang perlawanan.

“Karena itu tidak ada pertempuran yang terjadi,” ujarnya.

Meski demikian, Israel pada Rabu (17/9) menyatakan pasukannya terus memperdalam operasi darat di Gaza.

Pesawat-pesawat tempur melancarkan serangan besar-besaran, termasuk ke fasilitas rumah sakit, yang menewaskan ratusan warga sipil.

Ribuan pengungsi pun kembali berbondong-bondong menuju wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza.

Menurut analisis al-Duwairi, tujuan utama Israel adalah memaksa eksodus paksa seluruh penduduk Palestina dari Gaza utara.

Caranya, dengan menghancurkan kawasan dari koridor Netzarim hingga ke ujung utara di Beit Hanoun dan Beit Lahiya.

Jaraknya hanya 10–12 kilometer, relatif pendek, namun jika dikuasai akan memutus koneksi Kota Gaza dan bagian utara dari wilayah tengah dan selatan.

Ia menekankan, proses pemindahan paksa yang melibatkan lebih dari satu juta warga sipil hanya dapat dilakukan dengan kombinasi operasi udara, artileri, dan manuver darat terbatas.

Serangan udara dan artileri ditujukan untuk meluluhlantakkan kawasan permukiman, sementara pergerakan darat yang lambat dilakukan di area yang sudah kosong dari penduduk.

Menanggapi klaim militer Israel bahwa mereka telah menyerang 150 target dalam 48 jam terakhir, al-Duwairi menilai sasaran tersebut pada dasarnya adalah lokasi sipil murni.

Seperti menara apartemen dan blok hunian yang sebelumnya ditempati ratusan keluarga, sebelum mereka dipaksa meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri.

Sejak dimulainya operasi darat tiga hari lalu, gempuran Israel semakin intensif mencakup kawasan luas Kota Gaza.

Situasi ini memaksa ratusan ribu warga sipil untuk kembali mengungsi, menambah panjang daftar penduduk yang harus meninggalkan rumah mereka akibat serangan yang tiada henti.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular