Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menegaskan penolakannya terhadap permintaan Israel untuk menyerahkan sebuah artefak kuno dari Yerusalem yang kini tersimpan di Turki sejak era Kesultanan Ottoman.
Dalam pernyataannya, Jumat (19/9/2025), Erdogan menyinggung langsung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang belakangan menyinggung soal “Naskah Silwan”. Sebuah lempeng bertuliskan inskripsi dari kawasan Yerusalem timur.
“Engkau (Netanyahu) muncul tanpa sedikit pun rasa malu, meminta Naskah Silwan. Ketahuilah, kami tidak akan menyerahkan satu batu kecil pun dari Yerusalem, apalagi sebuah lempeng berinskripsi,” ujar Erdogan.
Menurut Ankara, peninggalan tersebut merupakan temuan arkeologis di Yerusalem timur yang sejak 1967 berada di bawah pendudukan Israel.
Karena itu, Turki menegaskan, artefak tersebut tidak bisa diserahkan kepada Israel, melainkan hanya kepada negara Palestina yang sah.
Sehari sebelumnya, Netanyahu mengatakan bahwa Turki “menyimpan bukti arkeologis yang menunjukkan keterhubungan bangsa Yahudi dengan Yerusalem”, tetapi enggan menyerahkannya.
Ia bahkan mengaku pernah meminta secara langsung kepada Perdana Menteri Turki saat itu, Mesut Yılmaz, pada 1998.
Menurut Netanyahu, permintaannya ditolak karena “tekanan politik Islam” yang disebut-sebut berkaitan dengan sosok Erdogan. Kala itu, Erdogan masih menjabat Wali Kota Istanbul.
Cerita yang dibuat-buat
Namun, klaim tersebut segera dibantah. Fevzi İşbaşaran, mantan anggota parlemen Turki yang hadir dalam pertemuan Netanyahu–Yılmaz, menegaskan bahwa percakapan seperti yang dikisahkan Netanyahu tidak pernah terjadi.
“Itu hanyalah cerita karangan Netanyahu,” kata İşbaşaran.
Meski demikian, fakta menunjukkan bahwa Israel telah berulang kali, baik melalui jalur resmi maupun tidak resmi, meminta agar artefak itu diserahkan.
Terakhir kali, pada 9 Maret 2022, setelah kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Ankara, media Israel bahkan sempat memberitakan adanya kesepahaman awal mengenai pertukaran artefak.
Namun, Ankara segera meluruskan. Pemerintah Turki menegaskan bahwa naskah tersebut ditemukan di wilayah Yerusalem timur.
Selain itu, menurutnya, tidak mungkin sebuah artefak yang ditemukan di tanah Palestina dikembalikan kepada pihak ketiga seperti Israe.