Kementerian Pertahanan Turki pada Jumat (20/9) mengumumkan bahwa Turki dan Mesir akan menggelar latihan angkatan laut gabungan di Mediterania Timur bulan ini.
Dikutip dari Anadolu Agency, langkah tersebut bertujuan memperkuat hubungan bilateral sekaligus meningkatkan interoperabilitas militer kedua negara.
Latihan ini akan menjadi yang pertama dalam 13 tahun terakhir antara kedua negara.
Latihan yang dinamai Bahr El Sadaka dalam bahasa Arab — berarti “Laut Persahabatan” — dijadwalkan berlangsung pada 22-26 September dengan nama resmi Latihan Khusus Operasi Angkatan Laut Laut Persahabatan Turki-Mesir.
Turki akan mengikutsertakan fregat TCG Orucreis dan TCG Gediz, kapal serang cepat TCG Imbat dan TCG Bora, kapal selam TCG Gur, serta dua jet tempur F-16. Unit angkatan laut Mesir juga akan bergabung dalam latihan tersebut.
Selain itu, pada 25 September akan digelar Distinguished Observer Day yang dihadiri oleh Panglima Angkatan Laut Turki, Laksamana Ercument Tatlioglu, bersama mitranya dari Mesir.
Analisis: Sinyal Politik, Diplomasi, dan Keseimbangan Regional
Latihan gabungan ini tidak hanya bermakna militer, tetapi juga mengandung pesan politik yang kuat di tengah memanasnya situasi Gaza.
Sinyal Politik dan Militer: Kehadiran armada gabungan Turki-Mesir di Mediterania Timur mengirimkan pesan tegas kepada Israel. Meskipun tidak terlibat langsung dalam konflik Gaza, latihan ini dapat dilihat sebagai bentuk tekanan tambahan terhadap Israel. Baik Turki maupun Mesir memiliki kepentingan bersama untuk menunjukkan bahwa mereka siap bekerja sama dalam menghadapi krisis tersebut.
Peningkatan Tekanan Diplomasi: Kerja sama ini juga memperlihatkan membaiknya hubungan Ankara-Kairo. Bagi Turki, Mesir adalah mitra penting untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Rafah. Sebaliknya, Mesir membutuhkan dukungan politik Turki untuk menekan Israel, terlebih setelah serangan Israel ke Rafah yang memperburuk hubungan Kairo-Tel Aviv. Latihan ini dapat menjadi bagian dari strategi diplomasi yang lebih luas untuk mendorong gencatan senjata dan penyelesaian konflik.
Keseimbangan Kekuatan Regional: Latihan ini berpotensi menggeser dinamika di Mediterania Timur. Selama ini, Israel bersama Yunani, Siprus, dan negara lain membangun kerja sama energi dan militer melalui Forum Gas Mediterania Timur. Aliansi Turki-Mesir bisa menjadi tandingan baru, memperkuat posisi mereka dalam diplomasi dan negosiasi kawasan.
Keterkaitan dengan Misi Sumud Flotilla
Di saat bersamaan, Misi Sumud Flotilla — inisiatif masyarakat sipil internasional untuk menembus blokade Israel dan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza — tengah berlayar dari Tunisia menuju perairan Palestina.
Dukungan Tidak Langsung: Meski tidak ada koordinasi resmi, kehadiran militer Turki dan Mesir di perairan yang sama bisa memberi “perlindungan moral” bagi flotilla tersebut. Pemerintah Turki sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan atas keselamatan para aktivis dan mendesak agar Israel tidak menggunakan kekerasan terhadap kapal-kapal bantuan.
Potensi Eskalasi: Namun, situasi ini juga menyimpan risiko. Israel memiliki rekam jejak mencegat bahkan menyerang flotilla serupa di perairan internasional. Dengan adanya latihan militer Turki-Mesir, Israel kemungkinan akan lebih berhati-hati agar tidak memicu konfrontasi langsung dengan dua kekuatan besar kawasan.