Tayangan video yang dirilis sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, diyakini memperlihatkan operasi militer terbesar terhadap pasukan Israel di dalam Jalur Gaza sejak perang berlangsung.
Pernyataan itu disampaikan analis militer, Kolonel Hatem Karim al-Falahi, dalam program analisis di kanal Al Jazeera.
Ia menilai serangan di Khan Younis, yang berlangsung antara 30 hingga 45 menit, menunjukkan skala operasi yang luas dengan sasaran beragam.
Menurut al-Falahi, pasukan al-Qassam menargetkan tank Merkava, rumah-rumah yang dijadikan posisi bertahan pasukan Israel, serta terlibat dalam kontak senjata jarak dekat.
Selain itu, serangan juga melibatkan tembakan mortir, manuver tempur mundur, hingga aksi pengeboman bunuh diri.
“Perencanaan operasi ini tampak pada tingkat yang tinggi. Pasukan penyerang dibagi ke dalam beberapa kelompok, termasuk unit utama, unit pendukung, dan kelompok khusus untuk serangan istisyhadi,” ujarnya.
Al-Falahi menambahkan, operasi di Khan Younis ditujukan menghadang kendaraan tempur “Gideon” yang saat itu dikerahkan oleh Divisi 36 Angkatan Darat Israel.
Sebelumnya, pada Minggu (28/9), Brigade al-Qassam merilis dokumentasi serangan yang mereka lakukan pada 20 Agustus lalu terhadap sebuah posisi militer Israel yang baru dibangun di timur Khan Younis.
Rekaman memperlihatkan pasukan Hamas menyerbu lokasi, menembakkan senapan mesin, serta melepaskan roket antitank RPG ke arah posisi tentara Israel dan kendaraan militer mereka. Serangan mortir juga diluncurkan ke arah basis tersebut.
Dalam tayangan itu, al-Qassam juga menampilkan seorang pejuang yang disebut melakukan serangan bunuh diri.
Selain itu, juga terlihat meledakkan diri di antara pasukan bantuan Israel yang tiba setelah kelompok penyerang utama mundur.
Hanya sehari setelah peristiwa tersebut, militer Israel dilaporkan menggelar penyelidikan resmi.
Hasil awal mengindikasikan bahwa pola serangan di Khan Younis memiliki kemiripan dengan operasi Hamas pada 7 Oktober 2023, yang dikenal sebagai “Thaufan al-Aqsha”.