Friday, October 24, 2025
HomeBeritaPBB: Bantuan ke Gaza belum cukup untuk cegah kelaparan

PBB: Bantuan ke Gaza belum cukup untuk cegah kelaparan

Program Pangan Dunia (WFP) menegaskan bahwa keberlanjutan gencatan senjata di Jalur Gaza sangat vital untuk memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan dan menyelamatkan nyawa warga sipil.

Badan PBB itu memperingatkan bahwa pasokan yang berhasil dikirim ke wilayah utara Gaza sejauh ini masih jauh dari cukup untuk menahan laju bencana kelaparan yang kian memburuk.

Dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (22/10), juru bicara WFP Abeer Etefa menegaskan bahwa kelanjutan gencatan senjata sangatlah penting.

“Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa dan melawan ancaman kelaparan di Gaza utara,” katanya.

Ia menambahkan bahwa penghormatan terhadap gencatan senjata secara penuh dan jangka panjang akan memungkinkan lembaganya merespons kebutuhan secara memadai serta memperkuat operasi distribusi di lapangan.

Namun, Etefa mengungkapkan bahwa pertempuran yang kembali terjadi pada Minggu lalu telah menghentikan pengiriman bantuan.

Sejak awal gencatan senjata pada 10 Oktober, WFP baru berhasil menyalurkan 530 truk berisi lebih dari 6.700 ton bahan pangan, cukup untuk memberi makan sekitar 500.000 orang selama dua minggu.

Jumlah titik distribusi memang meningkat dari lima menjadi 26 lokasi, tetapi Etefa menegaskan bahwa angka itu masih jauh dari target 145 titik distribusi yang dibutuhkan untuk menjangkau seluruh wilayah Gaza.

Bantuan sejauh ini masuk melalui pos perbatasan Kisufim dan Kerem Shalom, namun pengiriman ke Gaza utara tetap menghadapi hambatan besar.

“Kami mendesak agar pos perlintasan Zikim segera dibuka untuk memudahkan akses ke wilayah yang paling parah terdampak,” ujarnya.

Etefa menekankan pentingnya intervensi langsung di perbatasan.

“Situasi pangan di Gaza utara sangat kritis,” katanya.

Menurut data WFP, hampir sepertiga keluarga di Jalur Gaza kini melewatkan makan selama beberapa hari berturut-turut.

Laporan UNICEF juga memperlihatkan gambaran yang suram. Sekitar 39 persen penduduk Gaza tidak makan selama berhari-hari, sementara 320.000 anak di bawah usia lima tahun menghadapi risiko gizi buruk akut.

Selain itu, 290.000 anak balita dan 150.000 ibu hamil serta menyusui sangat membutuhkan bantuan gizi tambahan dan suplemen.

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, Israel dituduh menerapkan kebijakan kelaparan sistematis terhadap penduduk Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 463 warga Palestina, termasuk 157 anak-anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler