Hamas menyampaikan kritik keras atas keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang pada Selasa malam mengadopsi rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) terkait penanganan situasi di Gaza.
Dari 15 anggota, sebanyak 13 negara menyatakan dukungan, sementara Rusia dan Tiongkok memilih abstain.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menilai resolusi tersebut belum mampu menjawab tuntutan politik maupun hak-hak kemanusiaan rakyat Palestina, khususnya mereka yang berada di Jalur Gaza.
Menurut Hamas, ketentuan yang terkandung dalam resolusi itu justru membuka jalan bagi pembentukan mekanisme “perwalian internasional” atas Gaza.
Sebuah gagasan yang, menurut mereka, ditolak oleh rakyat Palestina beserta seluruh kekuatan dan faksi politiknya.
Hamas juga menilai bahwa resolusi itu berpotensi melegitimasi tujuan-tujuan Israel yang sebelumnya tidak berhasil dicapai melalui apa yang mereka sebut sebagai “perang pemusnahan brutal”.
Lebih jauh, keputusan tersebut dinilai mencoba memisahkan Gaza dari keseluruhan wilayah geografis Palestina serta menciptakan realitas politik baru yang tidak dapat diterima.
Dalam pernyataan yang sama, Hamas memperingatkan bahwa pemberian mandat kepada kekuatan internasional untuk menjalankan tugas-tugas tertentu di dalam Gaza—termasuk upaya pelucutan senjata kelompok perlawanan—akan menghilangkan kesan netral dari kekuatan tersebut.
Langkah seperti itu, menurut Hamas, pada praktiknya akan menempatkan pasukan internasional sebagai pihak yang berpihak kepada Israel, bukan sebagai penengah yang objektif.
