Wednesday, November 26, 2025
HomeBeritaSetelah perburuan 18 bulan, Israel tewaskan aktivis perlawanan di Nablus

Setelah perburuan 18 bulan, Israel tewaskan aktivis perlawanan di Nablus

Militer Israel mengeksekusi seorang pemuda Palestina di Provinsi Nablus, Tepi Barat, Selasa (25/11), setelah pengejaran yang berlangsung selama 18 bulan.

Pemuda tersebut dituduh melakukan serangan dengan kendaraan yang menewaskan dua serdadu Israel.

Menurut sumber-sumber lokal, operasi itu melibatkan unit khusus Israel “Yamam” bersama tentara dan badan keamanan Shin Bet.

Pasukan tersebut mengepung sebuah bangunan di Jalan al-Hisbah, bagian timur Nablus, tempat Abdul Rauf Shtayyeh bersembunyi.

Pasukan Israel menembakkan dua roket ke arah bangunan tersebut, memicu kebakaran besar sebelum kemudian mengumumkan bahwa Shtayyeh telah “dinetralisir” setelah lokasinya terpantau melalui pesawat nirawak.

Dalam pernyataan bersama, aparat keamanan Israel menyebut Shtayyeh “bersenjata dan bertahan di dalam bangunan” saat dikepung.

Pasukan disebut menggunakan “tembakan presisi” setelah memastikan posisinya.

Militer juga menangkap beberapa orang yang diduga membantu Shtayyeh selama masa pelariannya.

Dituduh pelaku serangan di tahun 2024

Pernyataan militer menegaskan bahwa Shtayyeh adalah pelaku yang bertanggung jawab atas kematian dua anggota Batalion Nahshon dalam serangan tabrak kendaraan pada 29 Mei 2024 di pos pemeriksaan Awarta, timur Nablus.

Shin Bet dan militer mengklaim telah melakukan “upaya intelijen berkelanjutan” sejak ia melarikan diri hingga operasi penewasannya dini hari tadi.

Sejumlah keterangan lokal menyebut Shtayyeh sempat menyerahkan diri kepada Otoritas Palestina setelah insiden penyerangan tersebut.

Namun, pasukan Israel kemudian berhasil melacak keberadaannya dan mengeksekusinya setelah pengejaran panjang.

Shtayyeh sempat tampil dalam sebuah wasiat video yang beredar di media sosial.

Dalam rekaman itu ia mengatakan bahwa aksi penabrakan tersebut ia lakukan “sebagai bentuk kesetiaan kepada rakyat Gaza” usai serangan militer Israel pada Oktober 2023.

Hamas menyampaikan belasungkawa dan memuji Shtayyeh sebagai salah satu sosok yang paling diburu oleh Israel.

Hamas menegaskan bahwa Shtayyeh tidak hanya melakukan serangan tabrak kendaraan, tetapi juga terlibat dalam sejumlah serangan bersenjata terhadap tentara Israel.

Dalam pernyataannya, Selasa pagi, Hamas menyebut operasi penewasan itu sebagai cermin dari “kebiadaban dan brutalitas” pemerintahan Israel yang dianggap berupaya mematahkan semangat perlawanan yang terus tumbuh di Tepi Barat.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler