Monday, December 1, 2025
HomeBeritaPemukim Yahudi serbu kompleks Al-Aqsha, penghancuran rumah di Tepi Barat berlanjut

Pemukim Yahudi serbu kompleks Al-Aqsha, penghancuran rumah di Tepi Barat berlanjut

Kelompok pemukim Israel kembali memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha, Minggu (1/12), di tengah rangkaian serangan terhadap warga Palestina di sejumlah wilayah Tepi Barat.

Selain itu juga operasi militer yang terus dilakukan pasukan Israel di kota-kota dan kamp-kamp pengungsian.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera, para pemukim melakukan tur provokatif di pelataran Al-Aqsha.

Mereka bahkan melaksanakan ritual Talmud di dekat Kubah Batu, dengan perlindungan ketat polisi Israel.

Kantor berita Palestina melaporkan bahwa otoritas Israel mengeluarkan keputusan baru berupa larangan masuk selama 6 bulan terhadap seorang warga Yerusalem, Nawwaf al-Salaimeh, setelah sebelumnya ia dikenai larangan serupa selama sepekan.

Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari pola sistematis untuk menjauhkan warga Palestina dari Masjid Al-Aqsha, sehingga perlahan mengosongkan kawasan itu dari jamaah dan penduduk asli kota.

Dalam catatan Pemerintah Provinsi Yerusalem, sepanjang Oktober lalu terdapat 17 keputusan pencekalan, dan 16 di antaranya terkait pengusiran dari kompleks Al-Aqsa.

Di kawasan lain, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan dua warga terluka akibat tembakan pasukan Israel di kota al-Ram, sebelah utara Yerusalem.

Media Palestina mempublikasikan foto dan rekaman video saat pasukan Israel memasuki kota tersebut pada Minggu malam.

Di Jenin, bagian utara Tepi Barat, operasi perusakan berskala besar kembali berlanjut.

Koresponden Al Jazeera menyebutkan bahwa pasukan Israel melanjutkan proses penghancuran 24 rumah dan bangunan serta meratakan sejumlah jalan di dalam Kamp Pengungsi Jenin.

Sejak Jumat lalu, buldoser dan alat berat dikerahkan di berbagai titik kamp.

Komite Populer Kamp Jenin mencatat lebih dari 1.600 rumah telah dihancurkan, diledakkan, atau dibakar selama operasi-operasi sebelumnya.

Akibatnya, lebih dari 20.000 penduduk kamp dan wilayah sekitarnya terpaksa mengungsi.

Penggerebekan

Di Qalqiliya, kantor berita Palestina (WAFA) melaporkan bahwa pasukan Israel menghambat pergerakan warga pada Minggu malam dengan mendirikan pos pemeriksaan militer di pintu masuk timur kota.

Pemeriksaan kendaraan dan identitas warga menyebabkan kemacetan panjang.

Di wilayah Nablus, pasukan Israel memasuki kota Sabastiya serta memicu bentrokan dengan pemuda Palestina di Aqraba, sebelah selatan kota itu.

Koresponden Al Jazeera menyebutkan bahwa pasukan Israel menahan seorang pemuda dari kawasan kota tua Nablus, mengerahkan tambahan personel, dan menembakkan gas air mata serta granat asap sebelum menarik pasukannya.

Operasi serupa juga berlangsung di Provinsi Salfit. Pasukan Israel menggerebek sejumlah rumah, menahan puluhan pemuda, serta melakukan pemeriksaan lapangan setelah mengobrak-abrik isi rumah yang digeledah.

Serangan

Empat aktivis asing terluka setelah diserang kelompok pemukim di Desa Ain al-Duyuk, dekat Jericho.

Menurut sumber setempat, para pemukim menerobos sebuah rumah yang dihuni para aktivis yang tengah melakukan aksi solidaritas, lalu memukul mereka hingga tiga warga Italia dan satu warga Kanada harus dibawa ke rumah sakit.

Rekaman kamera pengawas yang dirilis pada Sabtu (30/11) menunjukkan sekelompok pemukim bersenjata memasuki daerah Khala’il al-Louz di selatan Bethlehem.

Video itu memperlihatkan mereka menyerang sebuah keluarga Palestina, mengepung rumah, melempari bangunan dengan batu, memecahkan jendela, dan menyerang para penghuni.

Sehari sebelumnya, menurut laporan medis, sepuluh warga Palestina terluka dalam serangan serupa.

Satu di antaranya akibat tembakan peluru tajam dan 3 lainnya mengalami luka serius karena pemukulan.

Berdasarkan catatan Otoritas Palestina untuk Perlawanan terhadap Tembok dan Permukiman, sepanjang Oktober lalu tercatat 766 serangan pemukim terhadap warga dan properti Palestina di Tepi Barat.

Serangan dan operasi militer di Tepi Barat terus meningkat sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza.

Sedikitnya 1.085 warga Palestina tewas di wilayah itu, sekitar 11.000 lainnya luka-luka, dan lebih dari 21.000 orang ditahan.

Di Jalur Gaza sendiri, perang yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan berlangsung selama dua tahun menimbulkan kehancuran besar.

Lebih dari 70.000 warga Palestina—sebagian besar perempuan dan anak-anak—tewas, sementara sekitar 171.000 orang terluka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan biaya rekonstruksi mencapai sekitar 70 miliar dolar AS.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler