Ketegangan kembali memuncak di Tepi Barat, ketika bentrokan pecah antara warga Palestina dan pasukan Israel menyusul rangkaian penggerebekan di sejumlah kota dan desa wilayah pendudukan.
Dalam insiden yang berlangsung pada Senin malam waktu setempat, tentara Israel menembakkan peluru tajam dan granat kejut untuk membubarkan warga.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan Israel memasuki Desa Beit Furik, di sebelah timur Kota Nablus.
Penggerebekan itu segera memicu bentrokan, disertai tembakan yang memaksa warga mencari perlindungan.
Ketegangan serupa juga terjadi di Desa al-Mughayyir, timur laut Ramallah, ketika tentara menembakkan granat kejut.
Meski tidak ada laporan korban luka, sejumlah rumah warga digeledah dan diperiksa tanpa ada penangkapan.
Di kawasan Ramallah lainnya, tentara Israel menggerebek Desa Abu Falah, juga tanpa laporan penahanan maupun penggeledahan rumah.
Sementara itu, di wilayah selatan Tepi Barat, pasukan Israel memasuki Kota ad-Dhahiriya serta Desa Beit Ummar di Distrik Hebron.
Penggerebekan juga meluas ke wilayah utara Tepi Barat. Di sekitar Jenin, pasukan Israel memasuki as-Silah al-Harithiya, Qabatiya, dan Burqin.
Sementara di Bethlehem mereka menembakkan granat penerangan di Desa Tuqu’ dan melakukan penggerebekan di Beit Fajjar.
Di tengah rangkaian operasi militer tersebut, organisasi hak asasi manusia al-Baidar melaporkan penghancuran sebuah lokasi hunian milik keluarga Dawud al-Ba’ran di kawasan ad-Diyuk at-Tahta, sebelah barat Yerikho.
Di saat yang sama, kelompok pemukim Israel melakukan pelanggaran baru terhadap lahan warga Palestina di Desa al-Minya, dekat Kisan, timur Bethlehem.
Para pemukim dilaporkan membajak lahan-lahan tersebut dalam apa yang digambarkan sebagai bagian dari pola eskalasi permukiman yang terus menguat dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023, Tepi Barat dan Yerusalem Timur mengalami lonjakan kekerasan yang signifikan.
Operasi militer, penembakan, serangan pemukim, dan gelombang penangkapan massal menjadi pola yang berulang setiap hari.
Menurut data lembaga Palestina, dalam kurun waktu tersebut lebih dari 1.092 warga Palestina gugur, sekitar 11.000 orang mengalami luka-luka, dan lebih dari 18.000 warga ditangkap dalam berbagai operasi militer Israel di seluruh Tepi Barat.


